Erin Brockovich: Cita-cita Tinggi, Sepatu Hak Tinggi

Erin Brockovich: Cita-cita Tinggi, Sepatu Hak Tinggi
Film arahan sutradara Steven Soderbergh ini dibintangi oleh Julia Roberts dengan skenario yang ditulis Susannah Grant. Lewat perannya Julia memenangkan Academy Award, Golden Globe, Screen Actors' Guild Award dan BAFTA untuk kategori Best Actress.
0 Komentar

DORMIUNT aliquando leges, nunquam moriuntur, hukum terkadang tidur, tetapi hukum tidak pernah mati. Culpae poena par esto! hukuman harus setimpal dengan kejahatannya! Begitulah bunyi adagium hukum yang cukup merangkum pesan film Erin Brockovich yang mengorbit tahun 2000.

Film biografi menarik yang diproduksi Hollywood, ‘Erin Brockovich’ merupakan film kisah tentang wanita yang tak memiliki latar pendidikan formal di bidang hukum, tetapi sanggup memenangkan kasus senilai US$ 333 juta atau saat ini sekitar Rp 4,4 triliun.

Film arahan sutradara Steven Soderbergh ini dibintangi oleh Julia Roberts dengan skenario yang ditulis Susannah Grant. Lewat perannya Julia memenangkan Academy Award, Golden Globe, Screen Actors’ Guild Award dan BAFTA untuk kategori Best Actress.

Baca Juga:Permainan Strategi Mirip Catur, Baduk Muncul di Drama KoreaKAI Daop 6 Siapkan 25 Perjalanan Kereta Selama Masa Libur Isra Mikraj-Cuti Bersama Imlek

Cerita film berlatar pada 1993. Erin Brockovich, single mother dari tiga anak harus berjuang tiap hari karena tak memiliki pekerjaan. Langkah pertama Erin masuk ke dunia hukum mungkin tak pernah terlintas di benaknya.

Menjadi korban tabrakan lalu lintas, Erin meminta bantuan pengacara Ed Masry (Albert Finney) untuk menuntut dokter yang menabrak. Tetapi karena sikapnya yang meledak-ledak di pengadilan, kasus Erin tak dimenangkan.

Hingga suatu hari Ed kaget melihat Erin di kantornya, dan meminta pekerjaan. Karena kasihan, ia memberinya tugas untuk pekerjaan kecil. Erin terkejut saat memeriksa dokumen kasus real-estate perusahaan Pacific Gas and Electric (PG&E) Hinkley di California yang ingin membeli rumah penduduk bernama Donna Jensen.

Donna ternyata mengidap kanker, dan riwayat kesehatannya sungguh buruk. Ketika mengunjungi kediamannya, Erin menemukan fakta lain yang bahwa air di kawasan tersebut sudah terkontaminasi arcinogenic hexavalent chromium karena limbah PG&E.

Kejanggalan dalam kasus real-estate pro bono yang Erin temukan memantik rasa penasarannya, “Why are there medical records and blood samples in real-estate fies?” (menit 00:20:54). Rasa penasarannya yang besar tersebut menjadi titik baliknya membangunkan hukum yang tertidur.

Berbekal keingintahuan dan ketulusan untuk membantu, Erin menggali lebih dalam kasus tersebut dengan mengunjungi tiap rumah warga yang terkena dampak langsung. Dengan sabar ia menemukan informasi sedikit demi sedikit, mengorbankan waktunya untuk tiga anak tersayang demi tujuan yang lebih besar.

0 Komentar