Elite NU Terkesan Getol Bela LGBT, Faizal Assegaf: Pantas Kalian Gemar Menstigma Ulama Kritis dengan Tudingan Radikal

Elite NU Terkesan Getol Bela LGBT, Faizal Assegaf: Pantas Kalian Gemar Menstigma Ulama Kritis dengan Tudingan Radikal
Faizal Assegaf/Net
0 Komentar

AKTIVIS 98 Faizal Assegaf mengkritisi elit Nahdatul Ulama (NU) yang dinilai getol membela Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).

Perkara LGBT ramai dibicarakan setelah dua pasangan gay tampil di Podcats Deddy Corbuzier tak lama kemudian bendera LGBT dikibarkan di kantor Kedutaan Besar Inggris.

“Sikap elit PBNU getol bela kaum Sodom ( LGBT), bukti ormas teresebut makin suram dan membusuk,” kata Faizal Assegaf di Twitter-nya, dikutip Rabu 25 Mei 2022.

Baca Juga:Dipimpin Anies Baswedan, Bamus Betawi: Jakarta Alami Banyak PerubahanMomen Pertemuan Firli Bahuri-Zulhas Saat Aksi Bela Islam 411 Terkait Kasus Penistaan Agama Jerat Ahok

https://twitter.com/faizalassegaf/status/1529322787877572609?s=20&t=BV5iAhS0vnrAtq0THRbw0g

Dia menilai, ormas Islam terbesar itu juga sering gerah dengan kata ‘kafir’ dalam Islam serta sering menstigma para ulama kritis dengan label radikal.

“Pantas aja kalian gerah dengan kata ‘kafir’ dan gemar menstigma ulama kritis dengan tudingan radikal-radikul. Reaksi kebodohan kalian mirip dengan ubur-ubur beracun yang buas dan memalukan,” cuit Faizal.

Sebelumnya, Kedubes Inggris untuk Indonesia mengibarkan bendera pelangi yang merupakan simbol LGBT dalam rangka memperingati International Day Against Homophobia, Biphobia, and Transphobia (IDAHOBIT) yang jatuh pada 17 Mei lalu.

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf turut berkomentar singkat mengenai pengibaran bendera tersebut.

Menurutnya, pengibaran bendera LGBT oleh Kedubes Inggris di halaman kedutaan mereka bukan urusan PBNU maupun Indonesia.“Silakan program mereka itu, bukan urusan kita,” jelas Gus Yahya kepada wartawan Jumat lalu.

Sementara itu, cendekiawan NU, Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir mengatakan, urusan LGBT adalah tentang kemanusiaan.

Baca Juga:Status PPKM Level 1 untuk Jakarta, Begini Tanggapan Fahira IdrisWawancara The Economist dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

“Hormati mereka sebagai sesama manusia. Setiap manusia membawa ruh suci dari Allah. Sebagai warga negara, mereka juga punya hak dan kewajiban yang sama,” katanya.

Gus Nadir bilang, mereka tidak boleh didiskriminasi. Urusan dosa, biar mereka dengan Tuhan.

“Tidak boleh terjadi diskriminasi terhadap siapapun juga. Urusan dosa atau tidak, itu urusan mereka dengan Allah. Sesederhana itu. Gak pakai ribet,” kata Nadir. (*)

0 Komentar