Efisiensi Program Pangan Berbasis Biorenik Ramah Lingkungan

Efisiensi Program Pangan Berbasis Biorenik Ramah Lingkungan
Prof I Nyoman P. Aryantha sebagai Rektor Institusi Teknologi Sumatera (Itera)
0 Komentar

Paslon urutan 3, Ganjar-Mahfud, menawarkan sejumlah program seperti menjamin ketersediaan pangan dari dalam negeri dan membangun industri pangan berdaya saing dengan mengutamakan sumber pangan lokal.

Kondisi Pertanian di Indonesia

BPS mencatat, mayoritas atau 15,89 juta petani hanya memiliki luas lahan pertanian kurang dari 0,5 ha. Sebanyak 4,34 juta petani lahan pertaniannya hanya di kisaran 0,5-0,99 ha. Kemudian, petani yang luas lahan pertaniannya sebesar 1-1,99 ha sebanyak 3,81 juta jiwa.

Petani yang luas lahannya di kisaran 2-2,99 ha sebanyak 1,5 juta jiwa. Di atas luasan itu, jumlah petaninya tak ada yang sampai 1 juta jiwa. Kondisi ini pun diperparah dengan menyusutnya luas lahan pertanian di dalam negeri. Sebagai contoh, luas lahan baku sawah nasional sebesar 8,07 juta ha pada 2009. Angkanya kemudian menyusut menjadi sebesar 7,46 juta ha pada 2019.

Baca Juga:Istana Klarifikasi Pernyataan Jokowi yang Sebut Presiden Boleh Kampanye dan MemihakInvestasi Meningkat Tak Dibarengi Penyerapan Tenaga Kerja

Dengan semakin menyempitnya lahan pertanian akan berdampak yang jelas,produktivitas pangan akan menjadi berkurang atau menurun. Lahan pertanian yang menjadi lebih sempit karena alih fungsi menyebabkan hasil produksi pangan juga menurun, seperti makanan pokok, buah-buahan, sayur, dan lain-lain.

Jika mengacu pada skor Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Security Index/GFSI) Indonesia tercatat sebesar 60,2 poin pada 2022. Berdasarkan laporan Economist Impact, skor GFSI milik Indonesia mengalami peningkatan 1,7% dibandingkan pada 2021 yang sebesar 59,2 poin.

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA, Rachmi Widiriani, mengungkapkan, saat ini Indonesia memiliki 4.868 lumbung pangan masyarakat (LPM) yang tersebar di 388 Kabupaten dan 33 Provinsi di Indonesia. Dia menegaskan koordinasi dalam Penguatan CPP (Cadangan Pangan Pemerintah) Desa dan Lumbung Pangan Masyarakat juga akan terus dipantau.

Kebutuhan Pangan Nasional

Berdasarkan GFSI-2022 , Indonesia memiliki skor ketahanan pangan sebesar 60,2 dengan peringkat 63, naik 5 peringkat dari tahun sebelumnya. Meskipun ada peningkatan, namun nilai ini masih di bawah rata-rata global sebesar 62,2.

Dalam lingkup ASEAN, Indonesia ada di peringkat 4. Peringkat tertinggi di ASEAN adalah Singapura dengan skor 73,1, diikuti Malaysia 69,9 dan Vietnam 67,9. Pemerintah telah menggulirkan target ketahanan pangan di bidang pertanian untuk tahun 2024, dengan menargetkan ketersediaan beras nasional sebanyak 46,84 juta ton.

Ditetapkan juga target lumbung pangan (food estate) seluas 61.400 hektar terbangun di Kalimantan Tengah. Selain itu, produksi padi di Kalteng, Sulsel, dan Papua Selatan juga ditargetkan sebanyak 5,06 juta ton.

0 Komentar