Duduk Perkara Pimpinan Pondok Pesantren di Karawang: Akui Khilaf Kasari Santriwati Bantah Lakukan Pelecehan

Kiki Andriawan, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Isra di Karawang. Foto: Istimewa
Kiki Andriawan, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Isra di Karawang. Foto: Istimewa
0 Komentar

Kemudian, di saat itu pun kami sudah ada yang namanya pertemuan dengan orang tua santri Sabtu hari pas Ramadan, dan semua orang tua santri tiba-tiba datang tanpa ada tabayun. Kan adabnya, bisa tabayun dulu dengan pihak kami. Kalaupun memang terbukti, ayo selesaikan.

Saat itu, karena mereka langsung percaya dengan laporan anaknya, dengan seolah si anak itu dilecehkan sengaja oleh saya, orang tua tersebut langsung percaya. Orang tua termakan informasi yang datangnya dari santri. Seolah itu benar-benar nyata adanya padahal saat itu tidak ada kejadian apa pun.

Ini diinisiasi oleh dua orang santriwati, dia telepon melalui hp ke orang tuanya. Mereka orang tua membuat grup secara khusus tanpa sepengetahuan saya, secara etika kan kalian kalau ada yang mau disampaikan bisa baik-baik dulu komunikasi ke saya. Jangan langsung menjustifikasi bahwa saya seperti itu.

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Akhirnya meluas ke mana-mana, bahkan saya di situ langsung dituduh mentah-mentah oleh salah satu orang tua siswa.

Nah, akhir daripada itu berpengaruh pada yang lainnya padahal selama saya di sini, lillahitaala membantu (mengurus) santri, tapi kenyataannya kebaikan yang saya berikan, hangus oleh satu hal ini.

Jujur kami semua pengelola kaget dengan ini, saya tulus dari hati yang paling dalam mendidik anak-anak.

Mudah-mudahan teman-teman media dapat mampu menetralisir kejadian ini

Ini kan sudah lama selesai saat itu. Setelah itu, tidak ada laporan kedua kalinya. Tapi setelah santri bersangkutan menerima ijazah, baru mereka bermain.

Bahkan ada salah satu ortu siswa itu melontarkan bahasa kasar yang tidak baik, sampai ada bahasa iblis ke saya.

Saya dianjing-anjing digoblog-goblog, bilang anak trauma. Usut punya usut saya telusuri kepada guru-guru, trauma di mananya. Mereka baik-baik saja, euforia tidak ada trauma apa pun. Sekolah tetap sekolah.

Saya khawatir dengan adanya ini akan ada oknum yang menunggangi untuk semakin menjatuhkan kredibilitas yayasan kami ataupun marwah pesantren.

Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo

Saya pastikan waktu itu sudah selesai persoalan ini, tapi ternyata mereka diam-diam melaporkan ini kepada pihak berwajib. (*)

0 Komentar