Dubes Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin Bantah Klaim Rusia Soal 10 WNI Jadi Tentara Bayaran

Dubes Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin Bantah Klaim Rusia Soal 10 WNI Jadi Tentara Bayaran
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin. (Ukraine Embassy)
0 Komentar

DUTA Besar (Dubes) Ukraina untuk RI, Vasyl Hamianin, buka suara soal adanya klaim Rusia yang menyebut 10 warga negara Indonesia (WNI) menjadi tentara bayaran untuk militer Ukraina. Vasyl menyebut pernyataan itu bohong.

“Rusia membuka mulut hanya untuk melontarkan kebohongan,” ujar Vasyl kepada wartawan, Jumat (15/3).

Seraya menyebut Rusia sebagai pembohong, Vasyl mempertanyakan bukti dari klaim mengenai tentara bayaran tersebut. Dia memandang bahwa pernyataan ini adalah upaya propaganda.

Baca Juga:50 Tahun Pariwisata Bhutan ‘Tanah Naga’, Berikut Sejumlah Fakta: Penting untuk BackpackerTerbongkar Aliran Dana Pungli Rutan KPK, Rp6,3 Miliar Sejak 2019 hingga 2023

“Apakah Anda melihat bukti apa pun, selain kata-kata kosong dan tuduhan propaganda Rusia? Selain itu, mengapa Anda tidak bertanya kepada pihak berwenang di negara yang diduga mengirim tentara bayaran ke Ukraina? Saya ulangi, apakah ada bukti dan faktanya?” katanya.

“Jika tidak, kita semua tahu bahwa penguasa Rusia adalah pembohong dan provokator profesional. Saya tidak punya informasi mengenai hal ini,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia malah menyebut banyak warga negara Asia hingga Afrika yang menjadi tentara bayaran untuk Rusia. Dia mengaku memiliki semua bukti itu.

“Namun saya tahu bahwa ada warga negara dari beberapa negara di Asia, Afrika, Amerika Latin yang berperang sebagai tentara bayaran di tentara Rusia. Dan semuanya menjadi berita. Semua terbukti,” katanya.

Kementerian Pertahanan Rusia telah merilis data jumlah ‘tentara bayaran asing’ yang berperang untuk Ukraina sejak Februari 2022. Dalam data tersebut, yang juga dirilis Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, ada 10 warga negara Indonesia yang dinyatakan telah bergabung dengan militer Ukraina dan empat di antara mereka telah tewas ‘dihabisi’ Rusia.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Lalu M Iqbal, menyebut data-data yang diungkapkan perlu ditanyakan ulang kepada Rusia.

“Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki,” kata Iqbal.

Baca Juga:Pernah Terjerat Narkoba, Danu Arman Aktif Kembali Ditugaskan Sebagai Analisis Perkara Peradilan pada Pengadilan Tinggi YogyakartaOperasi CIA Masa Donald Trump: Targetkan Opini Publik di China, Asia Tenggara, Afrika, dan Pasifik Selatan

Berdasarkan data yang diungkapkan Rusia, sedikitnya 13.387 ‘tentara bayaran’ telah bertolak ke Ukraina untuk bertempur demi Kyiv. Dari jumlah itu, sebanyak 5.962 di antaranya dikonfirmasi telah tewas dibunuh.

Rusia mengklaim Polandia merupakan negara dengan jumlah ‘tentara bayaran’ terbesar, yaitu 2.960 orang. Lebih dari separuhnya, 1.497 orang, tewas dalam pertempuran.

Amerika Serikat adalah negara pengirim prajurit asing terbesar kedua, yakni 1.113 orang. Setidaknya 491 orang di antaranya telah tewas, menurut perkiraan militer Rusia, yang dikutip media Russia Today. (*)

0 Komentar