Direktur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum

Salah Negm, direktur berita Al Jazeera, saat wawancara dengan AFP pada 6 Mei 2024 di Doha © Karim Jaafar / AFP
Salah Negm, direktur berita Al Jazeera, saat wawancara dengan AFP pada 6 Mei 2024 di Doha © Karim Jaafar / AFP
0 Komentar

Namun Negm mempertanyakan siaran Al Jazeera mana yang dianggap pemerintah Israel sebagai ancaman keamanan, dan menyebut larangan itu sebagai keputusan sewenang-wenang.

Sejak terjadinya perang Gaza pada Oktober 2023 , kantor Al Jazeera di wilayah Palestina telah dibom dan dua korespondennya tewas.

“Al Jazeera telah kehilangan beberapa orang, keluarga mereka menderita, jadi ini sangat berbeda dari konflik lain dalam hal ini,” kata Negm.

Baca Juga:Benda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?Indra Pratama Ungkap CCTV Tidak Ada yang Mati, Total 20 Aktif di TKP Bunuh Diri Brigadir RAT

Kepala biro Al Jazeera di Gaza Wael al-Dahdouh terluka dalam serangan Israel pada bulan Desember yang menewaskan juru kamera jaringan tersebut. Istri Dahdouh, dua anak dan seorang cucunya tewas pada bulan Oktober dalam pengeboman di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.

Kemudian putra tertua Dahdouh, seorang staf jurnalis Al Jazeera, tewas bersama jurnalis lainnya di Rafah pada bulan Januari ketika serangan Israel menargetkan mobil yang mereka tumpangi.

Setidaknya 97 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh sejak perang dimulai, di antaranya warga Palestina, Israel, dan Lebanon, menurut Komite Perlindungan Jurnalis.“Itu bukan sesuatu yang bisa kami laporkan dengan sopan,” kata Negm.

“Kita harus waspada dan berhati-hati serta memperingatkan masyarakat tentang sifat perang yang sedang terjadi dan betapa mematikannya perang tersebut bagi masyarakat dan juga bagi kita seorang jurnalis,” pungkas Negm. (*)

 

0 Komentar