Detik-detik Mematikan di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, TGIPF: Mengerikan Sekali

Detik-detik Mematikan di Pintu 13 Stadion Kanjuruhan, TGIPF: Mengerikan Sekali
Tangkapan layar - Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Nugroho Setiawan. (Sumber : youtube Kemenko Polhukam)
0 Komentar

TIM Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan mengungkap momen mematikan di pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. TGIPF mengungkapkan bahwa detik-detik penonton tertumpuk dan tewas di pintu itu terekam kamera CCTV.

“Sempat melihat rekaman CCTV kejadian khususnya di pintu 13. Mengerikan sekali,” kata anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Nugroho Setiawan, seperti dikutip dari akun YouTube Kemenko Polhukam, Minggu (9/10/2022).

Nugroho mengatakan, saat tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang terjadi, pintu 13 itu terbuka tapi sangat kecil. Saat itu, kata dia, penonton laga Arema FC vs Persebaya berebut keluar dari pintu tersebut.

Baca Juga:Gempa Banten Getaran Terasa hingga Sukabumi dan Gedung Lantai 8 di JakartaGempa Berkekuatan Magnitudo 5.5 di Perairan Banten

Nugroho melanjutkan, dalam situasi itu, dari sebagian penonton yang mencoba keluar, ada yang sudah jatuh pingsan. Akibatnya, mereka pun terinjak-injak hingga tewas.

“Situasinya adalah orang itu berebut keluar, sementara sebagian sudah jatuh pingsan, terhimpit, terinjak karena efek dari gas air mata. Jadi ya miris sekali. Saya melihat detik-detik beberapa penonton yang tertumpuk dan meregang nyawa terekam sekali di CCTV,” tutur Nugroho.

TGIPF Tragedi Kanjuruhan juga telah melihat kondisi korban luka. Nugroho mengatakan efek dari zat yang terkandung dalam gas air mata yang ditembakkan polisi, luka para korban memerlukan waktu paling cepat satu bulan untuk sembuh.

“Tim juga menghubungi korban, melihat korban, bahkan sempat menyaksikan perubahan fenomena trauma lukanya dari menghitam, kemudian memerah dan menurut dokter itu recovery-nya paling cepat adalah satu bulan. Jadi efek dari zat yang terkandung di gas air mata itu sangat luar biasa. Ini juga patut dipertimbangkan untuk crowd control di masa depan,” kata Nugroho.

TGIPF juga telah berbicara dengan tim steward dan Komando Distrik Militer (Kodim) TNI di Malang. Melalui pertemuan itu dan juga rekaman CCTV, TGIPF Tragedi Kanjuruhan menemukan fakta bahwa evakuasi yang dilakukan tim steward dan TNI baru selesai pukul 03.00 WIB.

“Kemudian juga tadi bicara dengan beberapa pihak termasuk tim steward yang sudah bertugas kemarin dan juga melakukan penyelamatan pada akhirnya, termasuk unsur TNI dalam hal ini Kodim. Tadi juga diterima Kasdim dan beliau menjelaskan beserta pasukan yang di-BKO-kan saat itu, apa yang mereka lakukan, termasuk yang kami dapati di CCTV maupun fakta-fakta bahwa evakuasi korban itu dilakukan oleh tim steward dan TNI dalam hal ini sampai dengan pukul 03.00 pagi,” papar dia. (*)

0 Komentar