Denny JA: Kekayaan Kuliner, Fashion, dan Budaya Nusantara itu Harta Karun

Denny JA: Kekayaan Kuliner, Fashion, dan Budaya Nusantara itu Harta Karun
0 Komentar

RANGKAIAN acara Wara Wiri Feskraf berakhir Minggu malam kemarin. Kegembiraan tampak bukan saja pada pengisi acara dan panitia, tetapi para pedagang Kuliner, baju daerah, karya seni lainnya, termasuk buku ikut gembira karena sebagian besar dari mereka dagangannya habis.

Seluruh pedagang makanan, 26 stand, yang berada di selasar depan Sasono Utama dagangannya habis. Bahkan pedagang nasi padang, lauk pauk yang dibawanya sudah habis pukul 14.00. Padahal acara berlangsung sampai malam, sekitar pukul 20.00.

Bisa jadi ketertarikan sebagian pengunjung kuliner karena bentuk standnya yang unik. Stand itu dibangun menggunakan bambu dan atap seperti ijuk. Material stand ini sangat terlihat dari jauh dan mengandung daya tarik pada pengunjung Taman Mini Indonesia pada umumnya untuk datang.

Baca Juga:Mata Hari: “Aku seorang pelacur? Ya. Tapi pengkhianat, tidak pernah!”Di Balik Jaringan Narkoba Internasional Fredy Pratama alias Miming di Indonesia

Sedangkan pengunjung acara Wara Wiri, sekitar 2000 kepala per hari, lebih senang makan di pusat kuliner Wara Wiri karena dekat arena, selain harganya yang terjangkau. Harga makan besar di tempat ini hanya Rp30.000 – Rp40.000 per orang.

Pengunjung yang melimpah di stand kuliner ini membuat tempat makan, berupa meja panjang, penuh dengan plastik dan wadah makan yang ditinggalkan pengunjung yang sudah selesai makan. Hal ini membuat petugas kebersihan harus bergerak cepat agar meja bisa digunakan kembali.

Hal yang sama dirasakan juga oleh pedagang pakaian, kain, sepatu, dan aksesoris yang menempati stand di dalam Sasono Utomo, yang mengelilingi arena diskusi. Kendati tidak seberuntung pedangan kuliner, tetapi mereka gembira karena penjualan di atas perkiraan mereka. Misalnya, Uni Nell, songket yang dibawaya dari Padang hanya tinggal beberapa helai saja.

Hanya pedagang buku yang kurang beruntung besar. Hari pertama mereka berhasil menjual buku senilai Rp600 ribu. Hari kedua Rp4 juta. Puncaknya adalah hari ketiga, omsetnya sudah mendekati Rp10 juta. Raymond mengatakan penjualan buku ini sudah sesuai dengan perkiraan mereka.

Sastri Bakry, Direktur Utama Wara Wiri Feskraf, yang aktif merekrut para pedagang ini dibisiki banyak pedagang. Mereka minta diajak lagi jika acara ini digelar lagi. “Saya bilang, pasti dong,” kata Sastri Bakry, yang juga penyair dan budayawan ini.

0 Komentar