Chester Bennington, Sejak Kecil Akrab dengan Perlakuan Pelecehan hingga Perundungan

Chester Bennington, Sejak Kecil Akrab dengan Perlakuan Pelecehan hingga Perundungan
Chester Bennington
0 Komentar

KISAH buruk masa lalu tak mudah dilupakan. Narasi itu dirasakan oleh Chester Bennington. Sosok yang kemudian dikenal sebagai bagian penting band, Linkin Park juga memiliki masa lalu buruk. Sedari kecil ia telah akrab dengan perlakuan tak menyenangkan, dari pelecehan seksual hingga perundungan.

Ia sering kali dirundung oleh kakak kelasnya semasa mengenyam bangku sekolahan. Penampilannya yang kurus dan berbeda jadi musabab. Perundungan itu bak menjelma jadi luka kelam yang terus membekas dan membesar.

Perjuangan hidup seorang Chester Bennington tak pernah mudah. Pria kelahiran Phoenix, Arizona, Amerika Serikat (AS), 20 Maret 1976 itu dipaksa keadaan menerima perlakuan kurang menyenangkan sedari kecil.

Baca Juga:Kanada Terapkan Undang-Undang Berita Online Google Bayar Rp850 Miliar untuk MediaBerikut Rincian Perpres Publisher Rights yang Ditandatangani Jokowi

Kondisi itu bermula kala orang tuanya memutuskan bercerai di era 1980-an. Kondisi itu membuat Chester kecil terpukul. Ia kemudian tinggal bersama ayahnya yang notabene seorang detektif polisi. Namun, itu bukan jaminan bagi Chester dapat menjalani kehidupan lebih baik.

Ia justru mengalami pelecehan seksual yang dilakukan temannya lebih tua. Kondisi itu berlangsung sejak Chester masih berusia tujuh tahun. Chester kecil yang lugu tak tahu arah kemana harus mengadu. Pun jikalau mengadu ketakutan mendominasi dirinya.

Chester takut akan label yang diberikan orang banyak. Ia takut dicap sebagai pria penyuka sesama jenis atau pembohong. Pelecehan itu membuat Chester kerap terpikir untuk melakukan bunuh diri atau melarikan diri dari rumah. Apalagi, pelecehan itu berlangsung hingga Chester berusia 13 tahun.

Suatu usia yang membuatnya mengumpulkan niat besar untuk menceritakan masalah itu kepada ayahnya. Namun, niatan untuk melanjutkan kasus ke ranah hukum urung dilakukan. Keputusan itu diambil keluarga Chester karena mendapatkan fakta bahwa pelaku pelecehan seksual juga dulunya adalah korban.

Imbasnya, kondisi mental Chester tak baik-baik saja. Ia kerap memilih mengalihkan pikirannya dengan cara-cara instan seperti mengkonsumsi alkohol dan narkoba. Suatu ajian yang justru tetap membuatnya jatuh pada titik terendah. Sekalipun kemudian ia mulai mendekatkan diri dengan musik dengan mengidolai musisi kelas dunia yang tergabung dalam band macam Stone Temple Pilots.

0 Komentar