Buronan Koruptor Terlama di Indonesia Eddy Tansil dan Kisah Hermes di Museum Fatahillah

Buronan Koruptor Terlama di Indonesia Eddy Tansil dan Kisah Hermes di Museum Fatahillah
Patung Dewa Hermes di Museum Fatahillah Jakarta
0 Komentar

BATAVIA pada abad ke-19 mengabadikan kampung, jalan, dan tempat, mengacu pada nama tokoh masyarakat yang tinggal di tempat itu. Tokoh yang dimaksud, bisa tuan tanah, pengusaha, dan tokoh agama, baik keturunan Belanda, Tionghoa, Arab, dan pribumi. Ini mencerminkan betapa Jakarta tempo doeloe sudah terisi masyarakat yang majemuk dari berbagai bangsa dan golongan.

Di Noordwijk (kini Jl Juanda), berbelok ke kiri dari Departemen Sosial, terdapat Jl Juanda III, yang memanjang hingga ke Jl Batutulis, Jakarta Pusat. Jalan yang terletak di kawasan elite ini, dulunya bernama Gang Thiebault, oleh lidah Betawi disebut Gang Tibo. Jalan yang kini banyak terdapat perkantoran, restoran, pertokoan, dan berbagai kegiatan bisnis lainnya, mengabadikan nama seorang Belanda, Alfred Thiebault.

Ia memulai kariernya sebagai guru pada 1852, kemudian mencapai sukses hingga dipercayakan menjadi pengelola Klub Militer Corcordia (kini menjadi bagian Departemen Keuangan di Lapangan Banteng). Dari tempat hiburan militer ini, ia kemudian diangkat menjadi pengelola Klub Harmonie (kini menjadi bagian Sekretariat Negara).

Baca Juga:KPK Bawa 100 Dokumen Dasar Penetapan Tersangka Mardani Maming di Sidang PraperadilanTim Kuasa Hukum Mardani Maming Minta KPK Tunda Pemanggilan, Hormati Praperadilan

Alfred Thiebault, seorang intelektual tersohor di Batavia. Ia juga penulis puisi, ahli silsilah, dan ilmu lambang.

Pada akhir hayatnya ia memiliki banyak perkebunan. Daerah ini sekarang menjadi bagian kelurahan Kebon Kelapa. Di dekat Gang Thiebault, antara Jl Batutulis dan Jl Sawah Besar, terdapat Brendesche Laan (kini Jl Batu Ceper).

Di tempat tuan tanah Belanda ini, berdasarkan peta 1835 merupakan hutan belantara dan rawa-rawa. Kini Batuceper, seperti juga tetangganya Jl Pecenongan, merupakan salah satu tempat perdagangan mobil dan motor di Jakarta.

Di Pecenongan inilah Eddy Tansil, pengusaha keturunan Tionghoa asal Makassar memulai kariernya jual beli motor. Setelah menjadi konglomerat, Eddy Tansil yang mendapat katabelece seorang pejabat tinggi militer di masa Orba, kini jadi buronan. Ia menilep uang negara Rp 1,3 trilyun. Di salah satu tempat di Kampung Ketapang, masuk dari arah Jl Gajah Mada, terdapat Gang Chasse.

Di Ketapang terdapat pabrik gas. Instalasi gas mulai diresmikan di Batavia 1864. Sebelumnya, hotel, kantor, rumah, dan jalan-jalan penerangannya menggunakan lilin. Di Jl Raya Taman Sari, Jakarta Barat, dekat Jl Asem Reges, di abad ke-19 bernama Drossaerweg.

0 Komentar