BPBD Jateng Salurkan Air Bersih di 24 Kabupaten/Kota di Wilayah Terdampak Kekeringan

Bantuan air bersih didistribusikan BPBD Kabupaten Demak di Kalitengah, Mranggen, Kamis (19/10/2023). Warga di
Bantuan air bersih didistribusikan BPBD Kabupaten Demak di Kalitengah, Mranggen, Kamis (19/10/2023). Warga di sana sulit mendapatkan air akibat kekeringan yang masih terjadi hingga Oktober ini. (Foto: BPBD Demak)
0 Komentar

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah (Jateng) telah menyalurkan air bersih di 24 kabupaten/kota di wilayah terdampak kekeringan. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jateng Muhamad Chomsul.

Ia menyatakan setidaknya 6.346 ribu liter air bersih telah terdistribusi ke daerah terdampak kekeringan.

“Dalam dua bulan terakhir kami telah mendistribusikan sekitar 6.346.000 liter air bersih untuk 91 kecamatan dan 193 desa yang tersebar di 24 kabupaten/kota,” kata Chomsul dalam keterangannya, Selasa (20/8/2024).

Baca Juga:Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyebaran Penyakit di Eropa Ingatkan Warga Waspada Risiko Virus MpoxKebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 Ludes

Lebih jauh ia mengungkapkan Kabupaten/kota yang menerima distribusi air bersih antara lain Kota Semarang, Kabupaten Semarang. Lalu Purworejo, Kebumen, Klaten, Pemalang, Kendal, Pati, Blora, Temanggung, Banyumas, dan Grobogan.

“Dari data yang ada, wilayah yang paling parah terdampak kekeringan adalah Kabupaten Grobogan ini dengan 53 desa yang sudah menerima droping air. Daerah yang juga mengalami dampak signifikan adalah Cilacap, Pati, Banyumas, Purworejo, dan Blora,” ujarnya.

Sebagai upaya mengantisipasi musim kemarau, BPBD Jateng bersama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait telah melakukan berbagai persiapan sejak awal tahun. Upaya tersebut termasuk koordinasi untuk pengelolaan sumber air, seperti waduk dan embung yang mengalami penurunan kapasitas akibat dampak fenomena El Nino.

“Kami juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mencari sumber air alternatif. Seperti sumur dalam serta melakukan pengelolaan pola tanam yang disesuaikan dengan kondisi kemarau,” ucapnya.

Selain itu BPBD Jateng juga telah mendirikan posko pendampingan untuk 35 kabupaten/kota dan berkoordinasi intensif dengan melibatkan OPD terkait. Seperti Dinas Kehutanan dan Kehutanan, serta Dinas Pertanian untuk menangani dampak kekeringan.

“Kerja sama juga dilakukan dengan CSR (Corporate Social Responsibility). Dan Baznas untuk membantu pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah yang terdampak,” ujarnya.

0 Komentar