Blogger Australia Takut Meninggal di Tahanan Beijing Usai Didiagnosis Menderita Kista Ginjal

Blogger Australia Takut Meninggal di Tahanan Beijing Usai Didiagnosis Menderita Kista Ginjal
Penulis Australia dihukum mati yang ditangguhkan di China karena dituduh mata-mata (Foto: X)
0 Komentar

Pendukung Yang berharap Perdana Menteri Anthony Albanese akan mengangkat kasusnya lagi dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pertemuan di sela-sela KTT G20 negara-negara kaya dan berkembang terkemuka di India bulan depan.

Albanese mengangkat isu dua warga China Australia tersebut saat pertama kali bertemu Xi tahun lalu.

Wakil Perdana Menteri Richard Marles mengatakan pemerintah akan terus melakukan advokasi untuk Yang.

Baca Juga:Update Kasus Pembunuhan Ibu-Anak di Subang: Polda Jabar Bentuk Tim BaruCatatan Kritis Urgensi Kemanusiaan Ditengah Kedunguan Sebuah Sistem Anti Demokrasi

“Kami membuat perwakilan kepada pemerintah Tiongkok kapan pun kami bisa, dan itu berarti terus-menerus, sehubungan dengan semua kasus konsuler yang ada dengan Tiongkok dan itu termasuk individu ini,” kata Marles kepada Australian Broadcasting Corp.

“Kami akan terus melakukan advokasi atas nama orang ini kepada pemerintah Tiongkok dan melakukan segala yang kami bisa untuk keadaannya,” kata Marles.

Yang menerima persidangan tertutup atas tuduhan spionase di Beijing pada Mei 2021 dan masih menunggu keputusan.

Pengumuman putusan telah ditunda selama tiga bulan sebanyak 10 kali dan kemungkinan putusan berikutnya adalah pada 9 Oktober.

Cheng, seorang jurnalis berusia 48 tahun yang sebelumnya bekerja di lembaga penyiaran negara Tiongkok, dinyatakan bersalah atas tuduhan keamanan nasional pada persidangan tertutup tahun lalu. Dia belum dijatuhi hukuman.

Dalam suratnya kepada masyarakat Australia pada 11 Agustus, bertepatan dengan peringatan ketiga penahanannya, Cheng berbicara tentang kondisi kehidupannya, dengan mengatakan bahwa dia hanya diperbolehkan berdiri di bawah sinar matahari selama 10 jam dalam setahun. (*)

0 Komentar