Berikut Temuan KontraS Terkait Tragedi Kanjuruhan, Ganjil Adanya Pengerahan Aparat Keamanan Pembawa Senjata Pelontar Gas Air Mata

Berikut Temuan KontraS Terkait Tragedi Kanjuruhan, Ganjil Adanya Pengerahan Aparat Keamanan Pembawa Senjata Pelontar Gas Air Mata
Suasana di pintu 13 Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022). (ANTARA/Vicki Febrianto)
0 Komentar

KONTRAS menemukan beberapa temuan baru terkait tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10). Peristiwa itu menewaskan 131 orang dan ratusan lainnya luka-luka.

  • Temuan pertama dan dinilai sangat ganjil yakni berkaitan dengan adanya pengerahan aparat keamanan pembawa senjata pelontar gas air mata. Para aparat itu, dikerahkan saat pertandingan antara Arema FC vs Persebaya saat memasuki pertengahan babak.

Hal itu dianggap ganjil mengingat pada saat itu tak ada eskalasi massa yang terjadi.

”Kami menemukan bahwa, pengerahan aparat keamanan atau mobilisasi berkaitan dengan aparat keamanan yang membawa gas air mata itu dilakukan pada tahap pertengahan babak kedua,” kata Kepala Divisi Hukum KontraS, Andi Muhammad Rizaldi, saat konferensi pers terkait pemaparan hasil investigasi atas tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Minggu (9/10).

Baca Juga:Cerita Teman Korban, Mahasiswa Baru Fisipol UGM yang Bunuh Diri Diduga Menderita BipolarPihak Hotel Angkat Suara Terkait Insiden Mahasiswa UGM Bunuh Diri dari Lantai 11

“Padahal dalam konteks atau situasi saat itu tidak ada ancaman, atau potensi gangguan keamanan, jadi ini kami melihat ada suatu hal yang ganjil,” lanjut dia.

  • Temuan kedua yakni tidak adanya tindak kekerasan yang dilakukan suporter saat mereka turun ke lapangan. Turunnya para suporter ke lapangan murni hanya untuk memberikan semangat dan dorongan moril kepada para pemain Arema yang dianggap telah bermain maksimal pada laga malam itu.

Tapi sayangnya hal itu dinilai berbeda oleh aparat yang justru menindak para suporter ini dengan kekerasan yang pada akhirnya menyebabkan suporter lainnya ikut turun ke lapangan.

”Namun sejumlah penonton yang masuk ke dalam lapangan itu direspons secara berlebihan oleh aparat keamanan dan kemudian melakukan sejumlah tindak kekerasan. Nah akibat dari peristiwa tindak kekerasan ini, berdampak atau mengakibatkan sejumlah suporter lain ikut turun ke dalam lapangan,” ucap Andi.

”Nah turunnya para suporter ini ke dalam lapangan bukan untuk melakukan satu tindakan serangan, tapi untuk menolong kawan-kawan suporter yang lain yang melakukan tindak kekerasan terhadap suporter yang ada di dal lapangan,” tutur dia.

  • Temuan ketiga, yakni tak dipatuhinya aturan penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian. Alih-alih mengikuti tahapan yang berlaku dalam aturan, aparat kepolisian langsung menggunakan gas air mata.
0 Komentar