Beredar Informasi di Medsos Gunung Ciremai akan Meletus Usai Gempa, Begini Tanggapan BPBD Kuningan

Gunung Ciremai terakhir meletus pada tahun 1937, seperti pada foto yang diabadikan KITLV. (KITLV)
Gunung Ciremai terakhir meletus pada tahun 1937, seperti pada foto yang diabadikan KITLV. (KITLV)
0 Komentar

GEMPA bumi tektonik melanda wilayah Kabupaten Kuningan sebanyak tiga kali sepanjang Kamis (25/7/2024) dan Jumat (26/7/2024). Adapun tiga kali gempa itu masing-masing terjadi pada Kamis (25/7/2024) pukul 04.01 WIB, dengan kekuatan M=3,6, yang berlokasi di darat pada jarak tiga kilometer tenggara Kabupaten Kuningan pada kedalaman enam kilometer.

Masih di hari yang sama, gempa tektonik kembali melanda pada pukul 17.36 WIB, dengan kekuatan M=4,1, yang berlokasi di darat pada jarak satu kilometer tenggara Kabupaten Kuningan, dan kedalaman lima kilometer. Terakhir, gempa terjadi pada Jumat (26/7/2024) pukul 10.49 WIB, dengan kekuatan M=3,9, yang berlokasi di darat pada jarak enam kilometer BaratLaut Kabupaten Kuningan, pada kedalaman delapan kilometer.

Sementara itu, pasca terjadinya gempa tersebut, beredar informasi di media sosial yang menyebutkan akan adanya gempa susulan yang lebih besar dan Gunung Ciremai akan meletus 14 jam setelah gempa terjadi. Informasi itu beredar melalui WA/WAG dan media sosial lainnya.

Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban

Menanggapi informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya itu, BPBD Kabupaten Kuningan meminta masyarakat untuk tidak mempercayainya. ‘’Isu tersebut tidak benar, hoax,’’ ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu Permana.

Indra menambahkan, memang ada kemungkinan terjadinya gempa susulan. Namun tidak ada yang bisa memprediksi waktu pasti terjadinya. Saat ini, BPBD bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau situasi.

Masyarakat pun dipersilakan untuk beraktivitas normal. Meski harus waspada dan berhati-hati, namun masyarakat diminta tetap tenang dan jangan panik. Untuk informasi resmi tentang kejadian bencana, harus bersumber dari instansi terkait, dalam hal ini BPBD dan BMKG. 

Terkait pemasangan alat detektor gempa, Indra menjelaskan bahwa survei awal sedang dilakukan oleh BMKG untuk mendeteksi faktor penyebab gempa yang terjadi di segmen sesar lokal, yakni segmen Ciremai. Segmen ini bukanlah Gunung Ciremai, melainkan bagian dari segmen Baribis.

‘’Ini adalah langkah awal dan hasilnya akan segera kita dapatkan sehingga langkah-langkah ke depannya bisa segera ditentukan. Jika diperlukan penelitian lebih lanjut, tim dari BMKG akan segera kembali,’’ katanya. (*)

0 Komentar