Benarkah Vladimir Putin Bakal Dicopot dari Jabatan Presiden Rusia?

Benarkah Vladimir Putin Bakal Dicopot dari Jabatan Presiden Rusia?
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Sumber: Kremlin.ru)
0 Komentar

POSISI Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia diklaim berada di ujung tanduk. Laporan menyebut sekelompok elit Rusia kini berkonspirasi untuk menggulingkannya sebagai orang nomor satu di pemerintah Kremlin itu.

Pernyataan disampaikan Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, Minggu (20/3/2022) waktu setempat. Bahkan, dalam situs Facebook resmi, badan itu mengklaim kelompok khusus sudah dibentuk untuk menyingkirkan Putin.

“Keracunan, penyakit mendadak, kecelakaan, elit Rusia sedang mempertimbangkan untuk mencopot Putin,” katanya, dikutip Newsweek, (Senin 21/3/2022)

Baca Juga:Harga Minyak Goreng Kekinian Tembus hingga Rp50 Ribu, Bagaimana Saham Produsen CPO?KUA Banjarsari Sampaikan Tanggal Pernikahan Ketua MK dan Idayati

“Tujuan mereka adalah untuk menyingkirkan Putin dari kekuasaan sesegera mungkin dan memulihkan hubungan ekonomi dengan Barat, yang hancur karena perang di Ukraina.”

Baca: Zelensky Warning Putin, Sebut Perang Dunia III DimulaiKelompok ini juga sudah menunjuk calon pengganti pria berusia 69 tahun itu. Ia adalah Direktur Layanan Keamanan Federal (FSB) Alexander Bortnikov.

Bortkinov sendiri disebut sedang tak akur dengan Putin. Ia disalahkan Putin karena “kesalahan perhitungan serangan ke Ukraina” yang dianggap terlalu lama dan mahal”.

“Bortnikov dan departemennya bertanggung jawab untuk menganalisis suasana hati penduduk Ukraina dan kapasitas tentara Ukraina,” kata Direktorat tersebut

Sementara seruan membunuh Putin dari dalam diutarakan senator AS, Lindsey Graham. Ia meminta elit Rusia bergerak.

“Jika (Putin) terus menjadi pemimpin, maka dia akan membuat Anda terlibat dengan kejahatan perang,” kata Graham, berbicara kepada orang-orang Rusia.

“Jadi saya berharap seseorang di Rusia akan mengerti bahwa dia sedang menghancurkan Rusia, dan Anda harus mengeluarkan orang ini dengan segala cara yang mungkin.”

Baca Juga:Belajar dari Gaya Hidup Indra Kenz dan Doni Salmanan, Apa Itu Flexing?Kebijakan Moneter Amerika Serikat Pengaruhi Negara Berkembang, Termasuk Indonesia Kena Imbas

Sebelumnya, sejumlah badan meramalkan kontraksi di ekonomi Rusia kuartal media (Q2) ini. JPMorgan meramal ekonomi negatif 35%.

“Sanksi dan keputusan bisnis asing untuk menghentikan sementara atau menghentikan operasi Rusia telah menyebabkan kemacetan dalam perdagangan internasional, pengurangan output, dan gangguan rantai pasokan,” tulis ahli strategi JPMorgan Anatoliy Shal dalam sebuah catatan untuk klien berjudul “Rusia: Berhenti tiba-tiba”, dikutip CNBC International.

“Kejutan menyiratkan potensi output yang lebih rendah, yang akan disertai dengan lonjakan harga. Krisis kredit akan menambah rasa sakit, meskipun ada tanda-tanda bahwa penurunan di bank berkurang.”

0 Komentar