Benarkah Rockefeller Foundation yang Berdiri Sejak 1913 Jadi Pemicu Covid-19?

Benarkah Rockefeller Foundation yang Berdiri Sejak 1913 Jadi Pemicu Covid-19?
John D. Rockefeller, Sr. (kiri) dan John D. Rockefeller, Jr., 1921,”Foto Keluarga Rockefeller, Seri 1003. FOTO/Rockefeller Archive Center/resource.rockarch.org/
0 Komentar

KOMISARIS Jenderal (Komjen) Dharma Pongrekun yang merupakan mantan Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) belum lama ini membongkar fakta mengejutkan. Sosoknya menjadi sorotan dan perbincangan warganet setelah dia membahas soal Covid-19 di kanal YouTube dr. Richard. Video YouTube itu tayang Sabtu, 27 Januari 2024.

Dalam tayangan YouTube berdurasi 55.54 menit itu, ia secara terang-terangan menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 yang menggegerkan dunia selama beberapa tahun lalu sudah direncanakan sejak 2010 oleh Rockefeller Foundation.

Dharma menyebut Rockefeller Foundation adalah pembuat virus COVID-19 dan vaksin termasuk berhala dalam acara podcast Youtube dr. Richard Lee yang sudah tayang pada Sabtu, 27 Januari 2024. Judulnya adalah “JENDRAL BINTANG 3 INI BAHAS TENTANG KONSPIRASI !? PETINGGI NEGARA INI TERLIBAT !?”.

Baca Juga:Fakta-Fakta Kontroversial Dharma Pongrekun: Konspirasi COVID-19, Permainan Farmasi Menyesatkan dan Vaksin BerhalaKomjen Dharma Pongrekun Ungkit WHO Pandemic Treaty, Apa Artinya?

“Rockefeller Foundation. Dia adalah raja minyak sedunia. Dia mempunyai standard oil. Kemudian dia membuat foundation untuk menyembunyikan pajak dari hasil. Makanya foundation yang sekarang ikut kesana konsepnya. CSR juga begitu dari situ,” tutur Dharma.

Rockefeller Foundation merupakan sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada 1913 di AS. Mereka mempunyai misi meningkatkan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.

Rockefeller mengklaim sebagai filantropi perintis yang mempromosikan kesejahteraan umat manusia dengan menemukan dan meningkatkan solusi untuk memajukan peluang dan membalikkan krisis iklim.

Yayasan ini disebut menerapkan data, ilmu pengetahuan, dan inovasi untuk meningkatkan kesehatan wanita dan anak-anak, menciptakan sistem pangan yang bergizi dan berkelanjutan, mengakhiri kemiskinan energi bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia, dan memungkinkan mobilitas ekonomi.

Sejumlah fokus yang ditangani di antaranya masalah kesehatan, makanan, energi, pemerataan ekonomi, inovasi, hingga keuangan inovatif.

Mereka tidak hanya beroperasi di Amerika Serikat saja. Namun juga di belahan dunia lain, seperti Afrika, Asia, hingga Italia. Selain di New York dan Washington DC, Rockefeller turut membuka kantor di Bellagio Center (Italia), Nairobi (Kenya), dan Bangkok (Thailand).

Pada tahun 2024, Rockefeller Foundation menggelontorkan dana sebesar $475 ribu dalam proyek Missouri Budget Project 2024. Mereka mentargetkan dapat meningkatkan kualitas hidup warga Missouri dengan cara penelitian dan analisis yang obyektif mengenai anggaran negara, pajak, dan isu-isu ekonomi.

0 Komentar