Belut, dari Hewan yang Aneh hingga Sigmund Freud

Belut, dari Hewan yang Aneh hingga Sigmund Freud
Belut
0 Komentar

Setelah itu, mereka berubah bentuk menjadi “elver” yang lebih gelap pada usia sekitar satu tahun saat mereka kembali ke air tawar, di mana mereka akhirnya berkembang menjadi belut dewasa yang hidup di sungai, danau, dan bendungan kita.

Ketika saatnya tiba, mereka akan melakukan transformasi terakhirnya menjadi mesin yang ramping dan bermigrasi – yang dikenal sebagai belut perak.

Mata mereka membesar dan kepala mereka menjadi lancip dan ramping. Mereka juga berhenti makan, karena perut mereka menyusut untuk memberi ruang bagi gonad yang lebih besar (lebih baik untuk bertelur).

Baca Juga:Hubungan Indonesia-Timur Tengah di Bawah Pemerintahan PrabowoTeori Konspirasi Amelia Earhart Dibunuh Tentara Jepang

Berbicara tentang gonad, Sigmund Freud menghabiskan tahun-tahun awal karir penelitiannya untuk mencoba memahami anatomi seksual belut.

Sayangnya bagi Freud dan para belut, satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seekor belut jantan atau betina adalah dengan membedahnya untuk mengamati organ reproduksi internalnya.

Meski telah melakukan ratusan pembedahan, Freud jarang menemukan belut jantan. Ternyata, hal ini terjadi karena belut baru mengembangkan bagian reproduksinya di kemudian hari – biasanya hingga mereka berusia setidaknya sepuluh tahun.

Belut bisa berumur panjang bahkan beberapa belut bisa berumur lebih dari 50 tahun. Seorang pria di Swedia mengklaim belut di halaman belakang rumahnya bisa hidup hingga 155 tahun, sementara belut lainnya dilaporkan hidup hingga 85 tahun di Akuarium Swedia.

Belut menghabiskan beberapa tahun pertama kehidupannya dari tempat bertelur kembali ke air tawar, dan beberapa tahun terakhir melakukan perjalanan kembali ke laut. Mereka hanya melakukan pemijahan satu kali – setelah itu, mereka mati.

Masih banyak yang belum kita pahami tentang belut di seluruh dunia. (*)

Penulis: Bondhan W, Pemerhati Intelijen, Pertahanan, Keamanan dan Politik

0 Komentar