Belarusia Dukung Rusia Invasi Ukraina, Korea Selatan Ambil Tindakan Tegas

Belarusia Dukung Rusia Invasi Ukraina, Korea Selatan Ambil Tindakan Tegas
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan mitranya dari Belarusia Alexander Lukashenko menyaksikan latihan bersama militer mereka di Moskow pekan lalu. Belarusia mendukung invasi Rusia ke Ukraina. (F Alexey Nikolsky / Sputnik via AFP)
0 Komentar

LANGKAH Belarusia mendukung invasi Rusia ke Ukraina membuat Korea Selatan (Korsel) mengambil langkah tegas. Korsel sendiri sudah menyatakan, menentang tindakan Rusia menyerang Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan, pemerintah mereka akan menerapkan pengendalian ekspor terhadap Belarusia karena negara itu “secara efektif mendukung invasi Rusia di Ukraina, demikian yang diberitakan Reuters, dikutip Antara.

Kementerian tidak memberikan detail lebih lanjut terkait langkah apa saja yang akan diambil. Namun mereka mengatakan kebijakan tersebut akan diterapkan dalam cara yang mirip dengan apa yang telah diberlakukan Korea Selatan terhadap Rusia.

Baca Juga:Erick Thohir Ungkap Tiket Race MotoGP Mandalika 2022 Ludes TerjualDeputi V KSP Kecam Penembakan Karyawan PTT oleh KKB di Papua

Seperti diketahui, Seoul mengutuk Moskow dan menyebut Rusia telah melakukan “invasi bersenjata” ke Ukraina.

Korea Selatan pada Februari mengatakan, akan memperketat kontrol ekspor terhadap Rusia dengan melarang pengiriman barang-barang strategis.Korsel juga bergabung dengan negara-negara Barat untuk menutup akses sejumlah bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

“Pemerintah Korea memutuskan hari ini untuk mengimplementasikan kebijakan pengendalian ekspor terhadap Belarus, mengingat Belarus secara efektif mendukung invasi Rusia atas Ukraina,” demikian dinyatakan kementerian luar negeri.Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai “operasi khusus”.

Pada Februari, Duta Besar Rusia untuk Korea Selatan, Andrey Kulik menyesalkan sanksi-sanksi yang diberlakukan Korsel.

Ia menuding langkah itu diambil Korsel karena Seoul mendapat tekanan kuat dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat mitranya. (*)

0 Komentar