Banteng Moncong Putih Dilanda Miskin Kader Ekstrem di Pilkada 2024

Kampanye akbar DPD PDI Perjuangan Jakarta di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Minggu 31 Maret 2019.
Kampanye akbar DPD PDI Perjuangan Jakarta di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Minggu 31 Maret 2019.
0 Komentar

Kalau kita coba bawa pandangan ini, maka bisa saja minimnya kader muda unggulan PDIP adalah indikasi bahwa partai yang belakangan ini terlihat sangat kontra dengan Jokowi tersebut terlalu berkutat ke upaya menjaga kekuatan di kelompok-kelompok tertentunya saja, sehingga kader-kader muda yang sesungguhnya punya potensi kurang mendapatkan perhatian yang layak. 

 Lebih menariknya lagi, kalau kondisi ini memang benar adanya, maka bisa jadi Megawati Soekarnoputri pun mengulangi kesalahan fatal dari seorang pejuang legenda yang kerap disebut salah satu pahlawan terhebat dalam sejarah, yakni Aleksander Agung dari Makedonia.

Para penggemar sejarah Yunani sudah pasti tidak asing dengan nama Aleksander Agung. Bagaimana tidak, Aleksander adalah sosok pertama dalam sejarah Barat yang berhasil menaklukkan Kekaisaran Persia dan menjadikan Makedonia (Yunani Kuno) sebagai salah satu negara terbesar dalam sejarah antikuitas. 

Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga

Menariknya, kehebatan Aleksander itu ditimpal peninggalannya yang begitu katastropik, yakni perpecahan Kerajaan Makedonia. Kendati Alexander adalah pemimpin yang kuat, ia tidak sempat meninggalkan pewaris yang kuat atau sistem suksesi yang jelas. Hal ini akhirnya menyebabkan kekaisaran terpecah menjadi beberapa kerajaan yang dipimpin oleh para jenderalnya (Diadochi), yang saling bersaing untuk kekuasaan. 

Sejumlah pengamat politik dan sejarah melihat bahwa ini adalah salah satu manifestasi paling kuat dari teori Iron Law of Oligarchy yang kita bahas di atas. emimpin partai yang egosentris mungkin memiliki kontrol dan pengaruh yang besar, tetapi kurang dalam membangun sistem suksesi yang efektif. Fokus pada kepemimpinan individual dapat menghambat pengembangan kader-kader baru yang siap mengambil alih kepemimpinan. 

Dan bisa saja, PDIP dan Megawati saat ini mungkin sedang dihadapi tantangan yang juga sempat melinda kesuksesan Aleksander. Meskipun Megawati adalah sosok Ketum yang hebat (bahkan mungkin terkuat di antara partai lain), pentingnya kepastian suksesor yang juga kuat tetap perlu menjadi perhatiannya. 

Namun pada akhirnya perlu diingat bahwa ini semua hanyalah interpretasi belaka. Penyelenggaraan Pilgub 2024 masih setengah tahun lagi, mungkin, masih ada kesempatan bagi PDIP untuk menyuguhkan kejutan yang baru. (*)

0 Komentar