Bait-bait Puisi Raja Agung Kraton Kediri Bergelar Narendra Gung Binathara Mengendus Fenomena Misteri Dunia, Salah Satunya Gerhana Matahari Total

Bait-bait Puisi Raja Agung Kraton Kediri Bergelar Narendra Gung Binathara Mengendus Fenomena Misteri Dunia, Salah Satunya Gerhana Matahari Total
Petilasan Sri Aji Jayabaya, Kediri
0 Komentar

DALAM perjalanan sejarah Indonesia, terdapat banyak tokoh terkemuka yang meninggalkan kesan berharga hingga saat ini.

Salah satu tokoh tersebut adalah Raja Jayabaya, seorang raja dari masa abad pertengahan yang juga dikenal sebagai seorang peramal ulung.

Namanya seringkali dihubungkan dengan “Ramalan Jayabaya”, serangkaian bait puisi yang konon berisi prediksi-prediksi tentang masa depan Indonesia.

Baca Juga:Kementerian Luar Negeri Tiongkok: Pertemuan Prabowo-Xi Jinping Bahas Isu BilateralPria Misterius Suruh Para Pelaku Penembakan Massal di Balai Kota Crocus Moskow, Berkomunikasi Pesan Suara Melalui Telegram

Ada beberapa naskah yang berisi Ramalan Jayabaya, antara lain Serat Jayabaya Musarar, Serat Pranitiwakya, dan lain sebagainya. Selain itu juga disinggung di Babad Tanah Jawi.

Dalam satu diantara bait ramalan Jayabaya dituliskan;

“Akeh ingkang gara-gara. Udan salah mangsa prapti. Akeh lindhu lan grahana. Dalajate salin-salit. Pepati tanpa aji. Anutug ing jaman sewu, Wolung atus ta iya Tanah Jawa pothar pathir, Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna”.

Terjemahannya :

“Banyak kejadian dan peristiwa alam maupun dalam kehidupan masyarakat manusia yang luar biasa. Musim penghujan tidak teratur dan sering datang dengan curah hujan tinggi (kebanjiran) hingga tidak ada curah hujan sama sekali (kekeringan).

“Gempa bumi sering terjadi dan menelan banyak korban jiwa manusia, ternak, dan harta benda, demikian juga sering terjadi fenomena alam misterius yakni terjadinya gerhana bulan, dan gerhana matahari.”

Siapa itu Jayabaya?

Disarikan dari buku Any, A. tahun 1979 berjudul Rahasia Ramalan Jayabaya. Ranggawarsita, & Sabdapalon. Prabu Jayabaya merupakan seorang raja agung Kraton Kediri yang berkuasa antara 1135-1159 dan diberi gelar “Narendra Gung Binathara, Mbaudhendha Nyakrawati, Ambeg Adil Paramarta, Memayu Hayuning Bawana”.

Jayabaya dianggap sebagai pemimpin bijak yang diibaratkan laksana Sang Hyang Wisnu yang menjaga kesejahteraan jagat raya.

Kepemimpinannya yang bijaksana membawa masa keemasan bagi Kerajaan Kediri yang didukung juga oleh cendekia terkemuka, seperti Empu Sedah, Panuluh, Darmaja, Triguna, dan Manoguna.

Baca Juga:Terduga Pelaku Penganiayaan Anak Selebgram Aghnia Punjabi Diamankan PolisiViral di Medsos Anak dari Selebgram Aghnia Punjabi Dianiaya ART

Di bawah kepemimpinan Prabu Jayabaya, Keraton Kediri mencapai puncak peradaban dengan menghasilkan karya sastra bermutu tinggi, seperti kakawin Baratayuda, Gathutkacasraya, dan Hariwangsa.

Strategi Jayabaya dalam memakmurkan rakyatnya juga luar biasa. Pertanian dan perkebunan berlimpah, dan ekonomi berjalan lancar, menjadikan Kerajaan Kediri sebagai negara yang dikenal dengan gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja.

0 Komentar