Bagaimana Zionisme Menghasut Sapi Merah, Narasi Akhir Zaman?

Sapi Merah kelahiran Texas sedang merumput di Israel. (Foto: Temple Institute)
Sapi Merah kelahiran Texas sedang merumput di Israel. (Foto: Temple Institute)
0 Komentar

Nubuatan yang Direkayasa

Narasi ini terungkap untuk mengeksplorasi landasan filosofis dan teologis yang lebih luas yang membentuk diskusi mengenai Sapi Merah dan implikasi ‘profetik’nya. Faksi Kristen dan Yahudi Zionis tertentu menganut ideologi yang menyatakan bahwa tindakan manusia dapat secara aktif memenuhi narasi kenabian, sehingga mempercepat datangnya akhir zaman.

Dalam menghadapi ‘Akhir Zaman’, kelemahan dalam pendekatan ini dan bahaya salah menafsirkan teks-teks agama untuk membenarkan agenda apokaliptik sangatlah besar. Kisah peringatan tokoh-tokoh di masa lalu, yang mengantisipasi penggenapan ramalan melalui kedatangan tentara dari Suriah, menjadi peringatan terhadap ideologi yang menyimpang tersebut.

Tokoh-tokoh politik mendapatkan dukungan dari Zionis Kristen dan Yahudi yang memiliki keyakinan serupa mengenai akhir zaman. Namun tindakan mereka, seperti penindasan terhadap warga Palestina, bertentangan dengan ajaran agama masing-masing.

Baca Juga:Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Rilis Sejumlah Nama Perusahaan dengan Produk Terbukti Terafiliasi Israel, Begini Tanggapan Wasekjen MUIPernyataan Lengkap Princess of Wales, Kate Middleton: Bagi Siapa pun yang Menghadapi Penyakit ini, Mohon Jangan Putus Asa

Kontras ini menyoroti kontradiksi inheren antara pencarian narasi apokaliptik dan prinsip-prinsip etika yang mendasari agama-agama Ibrahim—prinsip-prinsip yang menganjurkan keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap martabat manusia.

Simbiosis Identitas Iman

Keturunan Ismail mempunyai ikatan leluhur yang sama dengan peristiwa yang terjadi di Palestina saat ini. Narasi mereka adalah keberanian, ketahanan, dan kemandirian di tengah kesulitan.

Palestina disandingkan dengan kegigihan dan tekad rakyat Palestina, yang telah menghadapi tantangan besar dalam upaya mereka untuk menentukan nasib sendiri. 

Sebuah wilayah yang hancur di Gaza (Palestina) yang diduduki pada Oktober 2023. Penghancuran tersebut merupakan pembalasan Israel atas penggerebekan yang dilakukan di dalam negeri oleh militan Hamas yang menguasai Gaza.

Penyalahgunaan istilah ‘anti-Semit’ untuk mengutuk warga Palestina yang menentang pendudukan sangatlah meresahkan. Perlindungan historis Islam terhadap orang-orang Yahudi selama periode penganiayaan bertentangan dengan kecenderungan untuk menyamakan kritik yang sah terhadap kebijakan Israel dengan anti-Semitisme. Terlebih lagi, orang-orang Palestina, sebagai bangsa Semit, memiliki hubungan yang mendalam dengan tanah air mereka, dan contoh-contoh sejarah mengenai hidup berdampingan secara damai antara Muslim dan Yahudi sering kali diabaikan dalam wacana konflik yang terpolarisasi.

Peran Narasi

Kisah Sapi Merah memadukan tradisi kuno Islam, Kristen, dan Yudaisme dengan sejarah kompleks dan realitas kontemporer di Palestina, Gaza, dan Israel. Ini melampaui alegori agama untuk melambangkan dinamika rumit yang membentuk lanskap geopolitik kawasan.

0 Komentar