Bagaimana Zionisme Menghasut Sapi Merah, Narasi Akhir Zaman?

Sapi Merah kelahiran Texas sedang merumput di Israel. (Foto: Temple Institute)
Sapi Merah kelahiran Texas sedang merumput di Israel. (Foto: Temple Institute)
0 Komentar

 “Orang yang tahir harus mengumpulkan abu lembu itu dan menaruhnya di tempat tahir di luar perkemahan. Mereka harus disimpan oleh komunitas Israel untuk digunakan dalam air penyucian; itu untuk penyucian dari dosa. Orang yang mengumpulkan abu lembu itu juga harus mencuci pakaiannya, dan ia pun menjadi najis sampai matahari terbenam. Ini akan menjadi peraturan yang kekal baik bagi orang Israel maupun bagi orang asing yang tinggal di antara mereka. (Bilangan 19:1-10)

 “Abu sapi yang ditaburkan pada orang yang najis menyucikan mereka sehingga mereka tahir secara lahiriah. Terlebih lagi darah Kristus, yang melalui Roh kekal mempersembahkan diri-Nya yang tak bercacat kepada Allah, menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang membawa maut, sehingga kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup!” (Ibrani 9:13–14)

 Di wilayah suci Yerusalem, tradisi-tradisi Yahudi menggemakan kisah alkitabiah tentang bangkit dan runtuhnya Bait Suci, ditambah dengan aspirasi kuat untuk kebangkitan Bait Suci Ketiga. Sapi Merah mempunyai peran yang sangat penting, abu kurbannya dianggap sebagai kebutuhan penyucian untuk pembangunan struktur yang dinubuatkan ini.

Sapi Betina dan Al-Quran

Demikian pula, Islam mengakui pentingnya sapi, dan Al-Qur’an menceritakan:

Baca Juga:Yayasan Konsumen Muslim Indonesia Rilis Sejumlah Nama Perusahaan dengan Produk Terbukti Terafiliasi Israel, Begini Tanggapan Wasekjen MUIPernyataan Lengkap Princess of Wales, Kate Middleton: Bagi Siapa pun yang Menghadapi Penyakit ini, Mohon Jangan Putus Asa

Dan (ingatlah) ketika Musa (Musa) berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu agar kamu menyembelih seekor sapi.” Mereka berkata, “Apakah kamu mengolok-olok kami?” Beliau bersabda, “Aku berlindung kepada Allah dari golongan Al-Jahilun (orang-orang bodoh).” Mereka berkata, “Panggillah Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa itu!” Beliau bersabda, “Dia berkata: ‘Sesungguhnya itu adalah seekor sapi yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda, tetapi berada di antara kedua kondisi tersebut’, maka lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu,” Mereka berkata, “Panggillah Tuhanmu untuk kami. untuk memperjelas warnanya kepada kita.” Beliau bersabda, “Dia bersabda: ‘Ia adalah seekor sapi yang berwarna kuning, warnanya cerah, menyenangkan bagi yang melihatnya.’

0 Komentar