Bagaimana Hukumnya Shalawatan Diiringi Musik Berjoget? Begini Kata Buya Yahya

Bagaimana Hukumnya Shalawatan Diiringi Musik Berjoget? Begini Kata Buya Yahya
Buya Yahya
0 Komentar

UMAT muslim dianjurkan untuk melaksanakan ibadah – ibadah sunnah untuk mengharapkan pahala dari Allah Subhanahu wa tala dengan cara salah satunya bersholawat. Tetapi, bagaimana hukumnya jika shalawatan diiringi dengan musik dan berjoget layaknya konser?

“Ketahuilah, shalawat adalah dihadirkan untuk mendekatkan seorang hamba kepada Baginda Nabi (Muhammad) Shallallahu `alaihi Wa Sallam. Maka, hantarkanlah dengan cara yang menjadikan orang terkagum dengan Nabi, bukan terkagum dengan selain Nabi. Sholawat Nabi yang diiringi dengan sesuatu yang bertentangan dengan pendidikan Nabi kan aneh,” kata Buya Yahya dikutip dari akun Youtube, Al Bahjah TV, Kamis (28/03/2024).

Sebagaimana yang dijelaskan pada surat Al Ahzab ayat 56 yang berbunyi,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Arab Latin : Innallāha wa malā’ikatahū yuṣallūna ‘alan-nabiyy(i), yā ayyuhal-lażīna āmanū ṣallū ‘alaihi wa sallimū taslīmā(n).

Baca Juga:Daftar Lengkap Tim Hukum Ganjar Pranowo-Mahfud MD dalam Sidang Sengketa Pilples 2024 di Mahkamah KonstitusiApple Rilis iPad Pro dan Air Generasi Terbaru di Bulan Mei

Artinya : “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Allah Subhanahu wa tala  menurunkan ketentuan tentang etika bagi umat Islam ketika berinteraksi dengan istri-istri untuk menjaga kehormatan dan keagungan pribadi Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi Wa Sallam. Di antara bukti keagungan beliau ialah bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu wa tala dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.

Buya Yahya menghimbau untuk orang – orang yang mempunyai program – program kebaikan hendaknya untuk segera mengoreksi dirinya. Jangan sampai apa yang telah dilakukan bukan untuk mendekatkan orang kepada Nabi atau bahkan dapat menjadi mengejek Nabi. Jika urusan menarik orang untuk mendekatkan diri kepada Nabi itu tergantung dari keahlian yang mengajak. Tidak semua upaya untuk menarik orang harus menjadikan orang tersenyum dan tertawa.

“Bukan untuk merendahkan ijtihad sebagian Ustadz yang ingin membawa orang kepada shalawat Nabi dengan bermacam – macam cara. Tetapi kami menghimbau, ayo kita mendekakan diri orang kepada baginda Nabi dengan cara yang semakin baik,” kata Buya Yahya. (*)

 

0 Komentar