Badan Keamanan Kesehatan Inggris Ungkap Cacar Monyet ‘Monkeypox’ Diidap Pria Gay dan Biseksual

Badan Keamanan Kesehatan Inggris Ungkap Cacar Monyet 'Monkeypox' Diidap Pria Gay dan Biseksual
Bagian jaringan kulit, diambil dari lesi pada kulit monyet, yang telah terinfeksi virus monkeypox, terlihat pada pembesaran 50X pada hari keempat perkembangan ruam pada tahun 1968. Foto: CDC/Handout via REUTERS
0 Komentar

INGGRIS menjadi salah satu dari 8 negara di Eropa yang melaporkan penyebaran kasus infeksi cacar monyet ‘monkeypox’ yang langka. Setidaknya sudah 20 kasus terjadi di Inggris.

Beberapa kasus dialami pria gay dan biseksual. Kepala penasihat medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), Susan Hopkins, memperkirakan kasus infeksi cacar monyet akan meluas.

“Peningkatan ini akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang dan untuk lebih banyak kasus dapat diidentifikasi di komunitas yang lebih luas,” jelasnya dikutip dari AFP, Sabtu (21/5).

Baca Juga:Mantan Anggota KPU RI Viryan Azis Meninggal DuniaKedutaan Besar Inggris di Jakarta Pasang Bendera LGBT, Begini Reaksi Anwar Abbas

Dia secara khusus mendesak pria gay dan biseksual untuk mewaspadai gejalanya, dengan mengatakan “proporsi penting” kasus di Inggris dan Eropa berasal dari kelompok ini.

Monkeypox sebelumnya tidak digambarkan sebagai infeksi menular secara seksual. Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak dengan lesi kulit dan tetesan orang yang terkontaminasi, serta barang-barang seperti tempat tidur dan handuk.

Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid berusaha meyakinkan publik, dengan mencuit: “Kebanyakan kasus ringan dan saya dapat mengkonfirmasi bahwa kami telah mendapatkan dosis vaksin lebih lanjut yang efektif melawan cacar monyet.”

Gejala penyakit ini termasuk demam, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, kelelahan, dan ruam seperti cacar air di tangan dan wajah.

Kasus di Inggris pertama diumumkan 7 Mei, pada pasien yang baru saja bepergian ke Nigeria. Dua kasus lagi dilaporkan seminggu kemudian, pada orang-orang di rumah yang sama. Mereka tidak memiliki hubungan dengan kasus pertama.UKHSA mengatakan empat kasus yang diumumkan 16 Mei semuanya diidentifikasi sebagai gay, biseksual, atau pria lain yang berhubungan seks dengan pria dan telah terinfeksi di London.

Dua kasus baru yang dilaporkan pada 18 Mei juga tidak memiliki riwayat perjalanan ke negara-negara, tempat virus itu endemik dan “mungkin mereka memperoleh infeksi melalui penularan komunitas”.

Menurut WHO, Monkeypox biasanya hilang setelah dua hingga empat minggu.

Meski demikian, terkait kasus cacar monyet sebagian terjadi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge, memperingatkan kondisi ini.

Baca Juga:Demo di Patung Kuda Ricuh, Kapolsek Metro Gambir Cedera Leher dan Lengan, Termasuk 2 Anggota Polisi Lainnya Terinjak-InjakKapolsek Metro Gambir Korban Aksi Mahasiswa di Kawasan Depan Patung Kuda

“Ini menunjukkan bahwa penularan mungkin telah berlangsung selama beberapa waktu,” urai Kluge.

0 Komentar