Aturan Baru Bikin KTP, Pencatatan Nama di Dokumen Kependudukan, Nama Minimal Dua Kata Maksimal 60 Huruf

Aturan Baru Bikin KTP, Pencatatan Nama di Dokumen Kependudukan, Nama Minimal Dua Kata Maksimal 60 Huruf
Mendagri Tito Karnavian meneken aturan baru terkait pencatatan nama identitas di KK hingga E-KTP kini tak boleh disingkat dan minimal terdiri dua kata.
0 Komentar

Peraturan Terbaru Kemendagri: Nama di KTP Minimal 2 Kata, Maksimal 60 Huruf

KEMENTERIAN Dalam Negeri menerbitkan aturan Permendagri Nomor 73 Tahun 2022 tentang Pencatatan Nama Pada Dokumen Kependudukan.

Peraturan Mendagri tersebut terdiri atas sembilan pasal dan ditetapkan pada 11 April 2022 dan telah diundangkan pada 21 April 2022 oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Benny Riyanto.

Terkait pencatatan nama dalam dokumen kependudukan, disebutkan dalam pasal 4 ayat 2, di mana harus memenuhi unsur-unsur berikut.

Baca Juga:Kecelakaan Maut Adu Motor Honda CBR vs Beat, 3 Orang Tewas Termasuk Anggota PolisiPernah Angkut Jemaah Haji Selama 21 Tahun, Kapal Gunung Djati Ini Dulu Kapal Logistik Angkatan Laut Nazi

“(a) mudah dibaca, tidak bermakna negatif, dan tidak multitafsir; (b) jumlah huruf paling banyak 60 huruf termasuk spasi, dan jumlah kata paling sedikit dua,” tulis Pasal 4 ayat 2.

Terkait peraturan penulisan nama baik di e-KTP hingga akta kelahiran, terdapat pada Pasal 5.

“(a) Menggunakan huruf latin sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia; (b) nama marga, famili atau yang disebut dengan nama lain dapat dicantumkan pada dokumen kependudukan; dan (c) gelar pendidikan, adat dan keagamaan dapat dicantumkan pada kartu keluarga dan kartu tanda penduduk elektronik yang penulisannya dapat disingkat,” bunyi pasal 5 dalam peraturan tersebut.

Nama marga, famili, atau yang disebut dengan nama lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1 poin b, merupakan satu kesatuan dengan nama.

Dalam Pasal 3, disebutkan beberapa larangan tata cara pencatatan nama pada dokumen kependudukan.

“a. disingkat, kecuali tidak diartikan lain; b. menggunakan angka dan tanda baca; c. mencantumkan gelar pendidikan dan keagamaan pada akta pencatatan sipil,” tulis larangan pencatatan nama kependudukan dalam Pasal 3 ayat 2. (*)

0 Komentar