Arsitektur Kuno Masjid Sungai Penuh di Perbukitan Bukit Barisan

Arsitektur Kuno Masjid Sungai Penuh di Perbukitan Bukit Barisan
Masjid Suci Koto Tuo, juga dikenal luas sebagai Masjid Kuno Pulau Tengah (“Masjid Kuno Pulau Tengah”). (Sumber: Freddy Wally)
0 Komentar

HARI Kemenangan Idul Fitri telah tiba. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia dipenuhi dengan masjid. Mereka telah muncul di negara kita selama berabad-abad – tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat pendidikan dan sosialisasi. Mereka adalah perekat yang menyatukan masyarakat nenek moyang kita.

Beberapa masjid tertua di Indonesia terletak di Sumatera, yang merupakan pintu gerbang iman masuknya Islam ke Nusantara, pada abad ke-7 Masehi. Tidak sedikit dari mereka yang tetap berdiri, dan kita masih bisa menikmati keindahan arsitekturnya yang bermartabat. Dua di antaranya berada di Kotapraja Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.

Terletak tepat di daerah perbukitan Bukit Barisan yang terkenal, Sungai Penuh memiliki iklim yang sejuk dan moody. Terletak di dekat Taman Nasional Kerinci Seblat, yang merupakan kawasan konservasi hutan hujan tropis di bawah perlindungan UNESCO. Pengamat melihat dua masjid pada akhir Februari.

Baca Juga:Adenovirus Diduga Pemicu Hepatitis ‘Misterius’Vladimir Putin Terpaksa Serahkan Kekuasaan atas Rusia

Sebuah mimbar atau mimbar di masjid, panggung kayu ini adalah tempat para ulama menyampaikan khutbahnya. Itu sangat dihiasi dengan motif lokal.  (Sumber: Freddy Wally)

Masjid Suci Koto Tuo

Terletak di Desa Koto Tuo, Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi, dibangun pada tahun 1750. Ini adalah masjid tertua di Kabupaten ini, dibangun oleh seorang ulama darah kerajaan Mataram bernama Syaikh Kuat (“ Syekh yang Kuat”).

Disebut Masjid Keramat atau “Masjid Suci”, karena selalu selamat dari berbagai bencana yang meluluhlantahkan wilayah sekitarnya. Selama pendudukan Belanda di Sumatera, rumah-rumah di sekitar masjid dibakar pada tahun 1903 dan 1939. Namun masjid tidak tersentuh api dalam kedua kasus tersebut. Gempa bumi pada tahun 1942 meratakan Sungai Penuh dengan tanah, tetapi masjid itu tetap berdiri.

Setiap pengunjung masjid akan kagum dengan ornamen rumitnya. Ada ubin keramik tua dan ukiran kayu di dinding dan di ventilasi. Baik eksterior maupun interior mengusung motif vinesand-flowers yang indah ini. Bahkan pintu depan masjid dari kayu ganda mengusung pola ini, bercampur dengan pola geometris pada ubin keramik yang ditempelkan di atasnya.

0 Komentar