Aliansi Masyarakat Cirebon Peduli Sejarah dan Marwah Leluhur Ingatkan Heru Rusyamsi Kembalikan 2 Kitab, Sketsa Pintu Utama Goa Sunyaragi dan Denah Masjid Agung Sang Cipta Rasa

Aliansi Masyarakat Cirebon Peduli Sejarah dan Marwah Leluhur Ingatkan Heru Rusyamsi Kembalikan 2 Kitab, Sketsa Pintu Utama Goa Sunyaragi dan Denah Masjid Agung Sang Cipta Rasa
0 Komentar

PANGERAN Kuda Putih, yang memiliki nama lengkap Pangeran Heru Rusyamsi Arianatereja, resmi dikukuhkan sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon. Dalam pengukuhan itu, Pangeran Kuda Putih juga menerima gelar Sultan Sepuh Jaenudin II Aria Natareja.

Pengukuhan Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon ini dilakukan, setelah Santana Kesultanan Cirebon, menolak adanya tiga orang yang telah dinobatkan menjadi Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon, dengan berbagai gelar yang diemban.

Proses pengukuhan Pangeran Kuda Putih sebagai Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon, dilaksanakan di Kamukten Pangeran Arya Kamuning, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada Minggu (6/2/2022).

Baca Juga:Aliansi Masyarakat Cirebon Peduli Sejarah dan Marwah Leluhur: Heru Rusyamsi Tidak Berhak Menyandang Gelar SultanKonjen RI di Jeddah Ingatkan Jamaah Tidak Berfoto Bersama dengan Spanduk Penanda Identitas di Depan Kakbah

“Penobatan Pangeran Kuda Putih sejak awal tidak sah. Heru Rusyamsi tidak berhak menyandang gelar sultan,” tegas Juru Bicara Aliansi Masyarakat Cirebon Peduli Sejarah dan Marwah Leluhur, Dido Gomez, Senin (13/6).

https://delik.news/aliansi-masyarakat-cirebon-peduli-sejarah-dan-marwah-leluhur-heru-rusyamsi-tidak-berhak-menyandang-gelar-sultan/

Dodi menambahkan, baik Heru, Hamzaiyah maupun Santana Kesultanan Cirebon bukan dewan adat. Karenanya, tidak punya kewenangan mengangkat atau mengatasnamakan Keraton Kasepuhan.

“Kami menyatakan bahwa Heru Rusyamsi bukan seorang sultan, apalagi menyandang gelar Sultan Sepuh,” tandas Dodi, dalam pernyataanya.

Bukan hanya itu, Heru Rusyamsi juga diminta mengembalikan kitab turun temurun, yang dipinjam sejak tahun 2016, tepatnya bulan April.

Dua buku yang dibawa Heru Rusyamsi adalah terkait dengan sketsa pintu utama Goa Sunyaragi dan denah Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Kitab kedua, terkait dengan tasawuf. Berikut beberapa doa mustajab.

“Jangankan sultan, dia juga tidak berhak menyandang gelar pangeran. Tidak ada gelar pangeran di Kesultanan Cirebon,” pungkasnya. (*)

0 Komentar