AHY Sindir Era Presiden Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Tidak Boleh Gunakan Dana Utang Terlalu Besar

AHY Sindir Era Presiden Jokowi: Pembangunan Infrastruktur Tidak Boleh Gunakan Dana Utang Terlalu Besar
Ketua Umum Partai Demokrat, AHY saat memberikan arahan pada Rapimnas, Kamis (15/9/2022) di JCC Jakarta. (Istimewa)
0 Komentar

KETUA Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyindir rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini yang dinilai kurang memperhatikan pembangunan manusia. Menurut AHY, hal ini berbeda saat era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengutamakan pembangunan manusia.

“Saya akan menyampaikan pandangan Demokrat menyangkut visi, strategi dan kebijakan pembangunan ke depan. Berbeda dengan kebijakan pemerintahan saat ini, Demokrat justru mengutamakan pembangunan manusia,” ujar AHY saat menyampaikan pidato politik dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat, (16/9/2022).

“Tentu tanpa mengabaikan infrastruktur. Infrastruktur pun, seharusnya dibangun secara nasional, pusat dan daerah, serta mencakup semua sektor. Bukan hanya memprioritaskan jalan-jalan tol,” tutur dia menambahkan.

Baca Juga:Kejagung Teliti Berkas Perkara Irjen Ferdy Sambo dan 4 Tersangka di Kasus Pembunuhan Brigadir JBertemu Effendi Simbolon, Prabowo: Sekarang Berani Kau Sama Aku Ya, Videonya Viral

AHY mengatakan pembangunan infrastruktur tetap penting, namun harus dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara dan investasi swasta yang sehat. Dia mengingatkan, pembangunan infrastruktur tidak boleh menggunakan dana utang yang terlalu besar.

“Utang Indonesia 8 tahun terakhir ini meningkat tajam, jauh di atas keamanan fiskal kita. Utang Indonesia saat ini, sebesar Rp 7.163 triliun atau meningkat Rp 4.500 triliun. Ini merupakan risiko tersendiri, bagi perekonomian kita,” kata AHY.

Menurut AHY, utang yang besar bisa membebani pemerintah di masa mendatang dan juga berbahaya, jika perekonomian global dan nasional terguncang dalam krisis. Dia mengingatkan utang yang sangat besar bisa mengakibatkan debt crisis atau krisis utang yang pada gilirannya bisa memicu krisis ekonomi secara nasional.

“Izinkan saya, kembali menggarisbawahi pentingnya pembangunan manusia ke depan, di samping pembangunan infrastruktur. Pembangunan SDM, memang membutuhkan waktu yang panjang. It is a never ending journey. Tetapi pembangunan SDM, akan memberi manfaat yang jauh lebih besar, bagi negeri ini,” ungkapnya.

“Bila kualitas SDM meningkat, maka produktivitas bangsa akan meningkat. Pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan meningkatkan pendapatan negara, maupun pendapatan per kapita. Juga, menciptakan lapangan pekerjaan yang luas. Artinya, negaranya makin maju, rakyatnya makin sejahtera,” sambung AHY.

AHY pun mengajak bangsa Indonesia belajar dari perjalanan bangsa lain. Dia mencontohkan Jepang khususnya Kota Hiroshima dan Nagasaki yang luluh lantak akibat bom atom pada Agustus 1945 dan menewaskan 220.000 orang. Namun, kata AHY, bom atom itu tidak mampu menghancurkan jiwa, dan pikiran bangsa Jepang sehingga Jepang bisa sukses membangun kembali negaranya.

0 Komentar