Ahli Mikrobiologi Klinik Ingatkan Mutasi Virus, Ini Penjelasannya

Ahli Mikrobiologi Klinik Ingatkan Mutasi Virus, Ini Penjelasannya
Bild: Colourbox.de
0 Komentar

Terkait dengan dampak terhadap transmisi atau penularan, dia mengatakan sesuai analisis berdasarkan metode yang digunakan oleh Campbell et al dan yang berfokus pada negara-negara dengan data genom sekuensing yang diunggah ke GISAID (Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data) pada tanggal 18 Februari 2022, menemukan keunggulan tingkat replikasi atau pertumbuhan Omicron dibandingkan varian Delta di semua negara.

Menurut dia, tingkat reinfeksi (infeksi berulang, red.) dilaporkan lebih tinggi pada Omicron dibandingkan dengan Delta, yakni 13,6 persen versus 10,1 persen di United Kingdom dan 31 persen versus 21 persen di Denmark.

“Peneliti di China, Hong Kong SAR menemukan bahwa Omicron memiliki tropisme yang lebih tinggi di jaringan bronkus dibandingkan dengan paru-paru. Di United Kingdom, Omicron ditemukan lebih cepat menginfeksi saluran pernapasan bagian atas dari pada Delta dan menghasilkan titer sekitar 100 kali lipat lebih tinggi,” katanya.

Baca Juga:Harga Daging Sapi di Garut Tembus Rp130.000 per kilogramBandara Husein Sastranegara Minta Calon Penumpang Wajib Isi e-HAC di Aplikasi PeduliLindungi

Tropisme adalah sifat infeksi dari sebagian patogen yang hanya spesifik menyerang inang dan jaringan inang tertentu.

Dia mengatakan dua penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan melaporkan Omicron mampu menghindari kekebalan yang diperoleh dari vaksin maupun kekebalan dari infeksi sebelumnya.

Menurut dia, hal itu juga bisa menjadi faktor yang berkontribusi pada tingkat pertumbuhan Omicron yang lebih tinggi dibandingkan dengan Delta.

“Sementara dampak pada keparahan penyakit, berdasarkan hasil analisis dari konsultasi medis dan rawat inap baru-baru ini, Omicron secara konsisten ditemukan terkait dengan tingkat beratnya penyakit lebih ringan dibandingkan dengan Delta di seluruh studi yang dilakukan di Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan Afrika Selatan,” katanya.

Terkait dengan dampak pada infeksi berulang, Nia mengatakan data awal Omicron pada individu yang sebelumnya terinfeksi SARS-CoV-2 sejak awal pandemi menunjukkan peningkatan jumlah infeksi berulang di Denmark dan Israel.

“Risiko infeksi berulang lebih tinggi pada Omicron dibandingkan dengan varian SARS-CoV-2 lainnya dengan risiko yang bahkan lebih tinggi, dari data yang dilaporkan di seluruh Inggris,” katanya.

Sementara untuk dampak pada vaksinasi, dia mengatakan hasil studi efektivitas vaksin (VE) sulit untuk ditafsirkan, dan perkiraan bervariasi tergantung dengan jenis vaksin yang diberikan, jumlah dosis, serta penjadwalan pemberian berurutan dari vaksin yang berbeda.

0 Komentar