Adakah Serangan Wabah Penyakit Terkait Senjata Biologi?

Adakah Serangan Wabah Penyakit Terkait Senjata Biologi?
Seorang pasien flu burung H7N9 dirawat di sebuah rumah sakit di Wuhan, di provinsi Hubei China tengah, pada 12 Februari 2017. STRINGER / AFP / GETTY IMAGES
0 Komentar

Proses PenyelidikanKetika wabah terjadi, penyedia layanan kesehatan biasanya akan menghubungi dinas kesehata tingkat kota, yang akan menyelidiki masalah. Berdasarkan jumlah dan tingkat kompleksitas wabahnya, penanganannya bisa melibatkan negara. Jika masalah tersebut termasuk aksi terorisme, maka FBI akan mengambil alih.

Proses PengidentifikasianLangkah utama setelah proses penyelidikan adalah mengidentifikasi apakah wabah terjadi begitu saja atau sudah direncanakan. Ini agak sulit ditentukan, karena gejala pasien bisa menirukan gejala penyakit lain dan memerlukan waktu sampai kasus serupa terwujud. “Kebanyakan penyakit tampak sama saja di awal, dan tidak ada bedanya dari penyakit lain,” kata Dowling. Pejabat kesehatan masyarakat akan menilai beberapa kasus, memeriksa kemanjuran pengobatan biasa, mencari beberapa wabah simultan, dan mencatat apakah penyakit juga menyerang banyak orang di daerah tersebut. Semuanya tergantung konteks. “Harus seberapa banyak jumlah kasusnya sampai bisa disebut epidemic? Tergantung penyakitnya. Kalau flu, kasusnya bisa ribuan. Bagaimana dengan antraks di Amerika Serikat? Hanya butuh satu kasus,” kata Kortepeter. Petunjuk konteks bisa memberikan gambaran, tapi satu-satunya bukti definitif rencana jahat adalah bukti fisik seperti alat semprot, surat yang mengandung spora antraks, atau organisme yang sudah dikultur.

Proses PenahananKomunitas kedokteran mengidentifikasi gejala penyakit—seperti ruam, demam atau kelumpuhan—untuk mengembangkan gambaran kasus. Mereka menilai seberapa banyak penderita yang termasuk ke dalam gambaran tersebut dan akan mencoba menentukan diagnosisnya. Setelah itu, mereka mengidentifikasi faktor risikonya, seperti siapa saja yang berhubungan dengan penderita dan bagaimana penyakit tersebar. Mereka akan mengobati mereka yang sakit dan memvaksinasi atau meresepkan obat kepada mereka yang berisiko terinfeksi. Mereka mungkin akan melarang orang mendatangi daerah tersebut atau mengisolasi penderita yang terinfeksi.

Baca Juga:KBRI Beijing Imbau WNI di Tiongkok Waspadai Wabah Penyakit Radang Paru-Paru di WuhanVirus Misterius Diduga Sebabkan Penyakit Paru-Paru

Dalam simulasi cacar CDC, dinas kesehatan menggunakan vaksinasi dan isolasi untuk menghentikan wabah. Jika mereka mengisolasi 25 persen pasien yang terinfeksi dan vaksinasi bisa menuruni tingkat penularan sebanyak 33 persen, wabahnya akan ditahan dalam setahun. Ini baru perkiraan konservatif, jadi wabah bisa ditahan lebih cepat, kata penulis Martin Meltzer, pemimpin Health Economics and Modeling Unit di CDC. “Cacar itu menjijikkan. Dengan alat-alat yang sudah ada—vaksin, isolasi, dan keterlibatan pelayanan kesehatan masyarakat—kita bisa menduganya, jika kita menyiapkan rencana dan melakukan persiapan, kita bisa menghentikan wabah tersebut,” katanya.

0 Komentar