Ada Risiko Ketegangan Militer di Kawasan, Prancis Terbitkan Surat Rekomendasi Minta Warganya Tinggalkan Iran

Bandara Internasional Teheran Imam Khomeini (Fatemeh Bahrami - Anadolu Agency)
Bandara Internasional Teheran Imam Khomeini (Fatemeh Bahrami - Anadolu Agency)
0 Komentar

KEMENTERIAN Luar Negeri Prancis menerbitkan sebuah surat rekomendasi yang meminta warga negara Prancis yang ada di Iran agar meninggalkan negara itu atau menghindari perjalanan ke Iran apapun alasannya. Alasannya,  ada risiko peningkatan ketegangan militer di kawasan.

Peringatan dari Kementerian Luar Negeri Prancis ini juga buntut dari pembunuhan terhadap salah satu Ketua Hamas Ismail Haniyeh pada Rabu, 31 Juli 2024. Iran menyalahkan pembunuhan itu dilakukan Israel, sedangkan Tel Aviv tidak menyangkal atau pun membenarkan tuduhan tersebut. Pembunuhan pada Haniyeh telah memancing naiknya ketegangan antaran Israel dan Iran serta kemarahan dari kelompok Hizbullah yang ada di Lebanon. Laporan sejumlah media di negara-negara Barat menyebut pembalasan Iran terhadap Israel mungkin akan segera terjadi. 

“Warga negara Prancis yang saat ini berada di Iran disarankan untuk angkat kaki secepatnya,” demikian pernyataan yang dipublikasi Kementerian Luar Negeri Prancis lewat website mereka pada Jumat, 2 Agustus 2024. 

Baca Juga:Kebakaran Kompleks Pertokoan Eks Hasil Pasar Raya 1 Salatiga Diduga Korsleting, 4 Kios di Blok A24-A27 LudesBPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan Nilainya

Prancis juga menyerukan pada warganya agar waspada saat berada di Iran. Mereka diimbau menjauh dari segala bentuk unjuk rasa dan rutin mengecek website Kedutaan Besar Prancis di Iran. 

Paris telah memerintahkan agar diambil langkah keamanan tambahan pada pemeluk Yahudi yang ada di berbagai kota di Prancis, yang mungkin mendapat ancaman buntut dari pembunuhan Haniyeh. “Tindakan berisiko ini nyata,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin.  

Prancis adalah rumah terbesar ketiga bagi pemeluk Yahudi di dunia setelah Israel dan Amerika Serikat. Saat yang sama, Prancis juga rumah terbesar umat Muslim di Eropa. 

Pada Kamis, 31 Juli 2024, surat kabar New York Times mewartakan pemimpin Iran tertinggi Ayatollah Ali Khamenei telah memerintahkan sebuah serangan langsung melawan Israel sebagai bentuk balas dendam atas pembantaian pada Haniyeh. CNN dan Axios pada Jumat, 2 Agustus 2024, juga mewartakan pejabat di Pemerintah Amerika Serikat memperkirakan bakal ada sebuah serangan terhadap Israel dari Tehran, yang mungkin saja melibatkan Hizbullah.  

Iran sebelumnya sudah berjanji akan membalas dendam atas pembunuhan pada Haniyeh. Khamenei menyatakan Israel akan mendapatkan hukuman yang berat. (*)

0 Komentar