76 Tahun Nakba: Biro Statistik Palestina Rilis Laporan Kematian, Penahanan, dan Permukiman Ilegal

Warga Palestina melarikan diri ke Lebanon setelah terjadi perang Arab-Israel, sehari setelah Israel menyatakan
Warga Palestina melarikan diri ke Lebanon setelah terjadi perang Arab-Israel, sehari setelah Israel menyatakan kemerdekaan pada 14 Mei 1948.Foto: Eldan David/Pressebüro der Regierung Israels/picture alliance /dpa
0 Komentar

BIRO Pusat Statistik Palestina pada Ahad (12/5/2024) merilis laporan mengenai kematian, penahanan, pembangunan permukiman dan pengambilan paksa tanah yang dilakukan Israel untuk menandai 76 tahun Nakba (Bencana Besar) yang terjadi pada 15 Mei 1948.

Sejak 7 Oktober 2023, yang menjadi awal mula perang Israel-Hamas, setidaknya 35.034 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, dimana 14.944. Di antaranya merupakan anak-anak dan 9.849 perempuan.

Selain itu, jasad sekitar 7.000 orang belum ditemukan. Di Tepi Barat sendiri, 492 warga Palestina kehilangan nyawa akibat serangan Israel dan pemukim Yahudi sejak 7 Oktober 2023. Hingga saat ini 134 ribu warga Palestina dan Arab tewas baik di dalam maupun di luar Palestina.

Penahanan

Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum

Menurut data Masyarakat Tahanan Palestina dan Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Otoritas Palestina, sekitar satu juta orang ditahan sejak 1967. Jumlah mereka yang ditahan di Tepi Barat saja telah mencapai 8.520 sejak 7 Oktober. Sebagian telah dibebaskan tetapi lainnya masih tetap ditahan.

Per akhir April, jumlah tahanan di penjara-penjara Israel mencapai 9.400 jiwa, termasuk 3.600 diantaranya ditahan tanpa menjalani persidangan.

Pemukiman ilegal

Per akhir 2022, jumlah pos pemeriksaan militer Israel dan permukiman di Tepi Barat mencapai 483 buah, dengan populasi pemukim mencapai 745.467 orang, terutama di Yerusalem. Peningkatan signifikan terjadi pada pembangunan permukiman pada 2023, saat otoritas Israel menyetujui rencana pembangunan lebih dari 18.000 unit rumah, termasuk di Yerusalem.

Pada 2022, otoritas Israel menyita 26 ribu hektare tanah warga Palestina di Tepi Barat, dan meningkat menjadi 50.526 hektare pada 2023.

Penghancuran dan serangan

Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menghancurkan atau merusak dengan parah sebanyak 89.000 bangunan di Gaza, termasuk 104 di antaranya milik PBB. Akibat kerusakan yang terjadi pada infrastruktur, jalanan, listrik, jaringan air, dan tanah pertanian, diperkirakan kerugian akibat perang di Gaza mencapai 30 miliar dolar AS (Rp 482,4 triliun)

Di Tepi Barat, Israel menghancurkan sebagian atau seluruh 659 bangunan dan fasilitas pada 2023. Selain itu, perintah penggusuran dikeluarkan untuk 1.333 fasilitas Palestina di lahan yang tidak memiliki izin.

Juga di 2023, pemukim Yahudi dan pasukan Israel melakukan 12.161 serangan terhadap warga Palestina dan harta benda mereka, mencakup 3.808 properti dan situs keagamaan, 707 lahan dan sumber daya alam, serta 7.646 serangan terhadap individu.

0 Komentar