5 Terduga Provokator Saat Aksi Tolak Harga BBM di Patung Kuda, Polisi: Bukan Anarko atau Massa Aksi 1209

5 Terduga Provokator Saat Aksi Tolak Harga BBM di Patung Kuda, Polisi: Bukan Anarko atau Massa Aksi 1209
Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) yang menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta/RMOL
0 Komentar

POLDA Metro Jaya menangkap lima orang yang diduga menjadi provokator hingga menyebabkan kericuhan saat aksi 1209 menolak harga BBM naik di Patung Kuda, Jakarta Pusat.

“Saya sampaikan yang diamankan itu bukan Anarko dan bukan bagian dari elemen aksi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan dalam keterangan tertulis, Senin, 12 September 2022.

Menurut Zulpan, demo yang digelar untuk menolak kenaikan harga BBM awalnya berjalan lancar. Namun, sempat terjadi kericuhan.

Baca Juga:Gubernur Papua Lukas Enembe Diduga Jadi Tersangka KPK, Ditjen Imigrasi Kemenkumham Cegah ke Luar NegeriBantah AKBP Dalizon, Polda Sumsel Tidak Pernah Terima Aliran Uang Rp300 Juta-Rp500 Juta Setiap Bulan

Kelimanya orang tersebut, kata Zulpan, ditangkap di kawasan Patung Kuda ketika kericuhan terjadi. “Mereka yang tadi itu jadi pemicunya sempat terjadi gesekan kecil,” katanya.

Menurut Zulpan, hingga saat ini kelima orang itu masih diperiksa oleh polisi di kantor Polda Metro Jaya.

Sebelumnya, Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Komarudin menyebutkan ketegangan massa unjuk rasa di kawasan Patung Kuda karena adanya komunikasi yang salah antarkelompok pendemo.

“Kalau pantauan kami ada miskom. Karena tadi di satu ruas jalan yang lain, tepatnya di Merdeka Barat ada satu aliansi yang menyampaikan pendapatnya di muka umum, namun sepertinya dianggap mengganggu oleh kelompok yang di sebelahnya PA 212, sehingga ada ketersinggungan,” kata Komarudin saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin, dikutip dari Antara.

Massa yang terlibat bersitegang tersebut, kata Komarudin, berjumlah sekitar 40 orang dan belum diketahui asalnya. “Kurang lebih sekitar 40-an orang. Kami juga belum monitor mereka dari mana, karena tidak ada pemberitahuan sama sekali,” tutur Komarudin. (Ant)

0 Komentar