3 Tewas 11 Terluka dalam Penembakan Massal Terbaru di AS

3 Tewas 11 Terluka dalam Penembakan Massal Terbaru di AS
Peta Philadelphia menunjukkan South Street. (AFP)
0 Komentar

“Begitu dimulai, saya tidak berpikir itu akan berhenti,” katanya.

“Terdengar teriakan parau,” tambahnya. “Aku baru saja mendengar teriakan.”

Saksi lain, Eric Walsh, menggambarkan kepada Inquirer bahwa orang-orang yang melarikan diri dari penembakan itu berada di jalan dengan cipratan darah di sepatu kets putih serta lutut dan siku. The Inquirer melaporkan bahwa orang lain ditembak mati hanya beberapa blok dari tempat kejadian sekitar dua jam kemudian, tetapi polisi mengatakan bahwa dua insiden itu diyakini tidak terkait.

Selama bulan-bulan hangat, kekerasan senjata cenderung melonjak di Amerika Serikat. Diperkirakan ada 393 juta senjata yang beredar pada 2020 alias lebih banyak dari jumlah orang.

Presiden AS Joe Biden pekan lalu dengan tegas menyerukan undang-undang pengendalian senjata baru sebagai tanggapan atas kekerasan baru-baru ini. Ia sedih terhadap tempat-tempat yang menjadi aksi pembunuhan. Selama dua dekade terakhir, “Lebih banyak anak usia sekolah yang tewas akibat senjata api daripada gabungan petugas polisi yang bertugas dan militer yang bertugas aktif. Pikirkan itu,” kata Biden.

Baca Juga:Tren yang Sudah Lama, 3 Pemicu Penembakan Massal di Amerika SerikatVladimir Putin Ingatkan Amerika Serikat, Rusia Akan Serang Target Baru Jika Barat Pasok Rudal Jarak Jauh ke Ukraina

Sekelompok bipartisan senator AS bertemu pada Kamis untuk membahas paket kontrol senjata api, tetapi Partai Republik secara historis menolak undang-undang senjata yang lebih ketat. Kekerasan senjata di Amerika Serikat telah menewaskan 18.564 sejauh ini pada 2022, menurut Arsip Kekerasan Senjata, yang melacak penembakan secara nasional.

Hampir 10.300 dari perbuatan itu berupa bunuh diri. Sejak pembantaian Uvalde pada 24 Mei, setidaknya 26 penembakan massal baru telah terjadi. (*)

0 Komentar