3 Tentara Rusia Tewas dan 25 Terluka akibat Serangan Lebah di Ukraina

3 Tentara Rusia Tewas dan 25 Terluka akibat Serangan Lebah di Ukraina
Pixabay/JanetAB
0 Komentar

SEBUAH serangan lebah mengerikan dilaporkan telah membuat tiga tentara Rusia tewas dan 25 lainnya luka-luka di sebuah desa di Ukraina.

Sekumpulan besar lebah meninggalkan sarang mereka di Desa Chelburda, Distrik Oleshkovsky menyerang kamp tentara Rusia.

Tentara Rusia yang terluka pun dilarikan ke rumah sakit karena membutuhkan perawatan.

Baca Juga:Mahfud MD: Satgas BLBI Sita Tanah Obligor Senilai Rp19 TriliunHebohkan Dunia! China Siapkan ‘Kereta Kiamat’ Peluncur Nuklir

Saat ini belum ada pernyataan dari pihak Rusia terkait serangan lebah tersebut.

Seperti dilaporkan kantor berita Ukraina, Kherson News dikutip dari Daily Star, lebah tersebut dilaporkan menyerang kamp tentara Rusia karena mengalami kekurangan makanan.

Serangan lebah ini dikabarkan menjadi yang kedua kalinya menyulitkan tentara Rusia selama penyerangan ke Ukraina.

Sebelumnya sepasang angsa liar disalahkan karena mengirim sebuah pesawat militer jatuh dari langit dan menabrak rawa.

Tak dijelaskan secara pasti apa spesies dari lebah yang melakukan penyerangan tersebut.

Tapi tipe lebah yang sangat berbahaya biasanya tak ditemukan di Eropa.

Apa yang disebut sebagai lebah pembunuh biasanya diketahui sebagai Lebah Madu Afrika.

Baca Juga:7 Dampak Buruk Langsung Tidur Setelah Sahur, Jangan DilakukanAda Apa dengan Google Maps? Dikabarkan Departemen Kehakiman AS Buka Kembali Penyelidikan Unit Alphabet Ini

Lebah itu biasanya menyerang korban secara bergerombol yang mencapai ribuan ekor, dan menyuntikkan sengatnya yang berisi racun.

Serangan mematikan lebah itu memiliki rekam jejak untuk menyerang dengan cara paling mengerikan.

Itu termasuk menyerang mata, memasuki mulut, lubah hidung dan telinga korban.

Untuk memiliki kesempatan lolos dari serangan lebah, manusia harus berlari cepat ke tempat yang aman.

Pada Oktober 2014, 800.000 lebah dikabarkan terlibat dalam terbunuhnya pria 32 tahun di Arizona, Amerika Serikat. Pria itu tewas setelah mengalami serangan jantung.

Penyerangan Rusia ke Ukraina hingga saat ini masih belum juga berakhir.

Presiden Rusia Vladimir Putin dianggap telah mengalami salah perhitungan dan tak menyangka perlawanan Ukraina terhadap pasukannya begitu keras. (*)

0 Komentar