3 Tahun Pandemi Covid-19, Menkeu: Muncul Risiko Baru Global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
0 Komentar

MENTERI Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan di tengah upaya mengendalikan pandemi Covid-19 varian Omicron, pemerintah dihadapkan dengan berbagai risiko baru mulai kenaikan inflasi di negara maju, lonjakan suku bunga acuan oleh bank sentral di berbagai negara, hingga terganggunya rantai pasok.

Sri Mulyani mengatakan pandemi Covid-19 di Indonesia sudah berlangsung hampir 3 tahun yang menimbulkan berbagai tantangan bagi pemulihan ekonomi yang harus tetap dimitigasi. “Kami tahu ini belum selesei (pandemi Covid-19), the battle is still on going sekarang kita masih hadapi Omicron. Di saat yang sama, muncul kompleksitas baru yang disebut sebagai environment policy kita, kenapa? Sebab semua negara dunia hadapi Covid-19 dan semua lakukan policy mix untuk menghadapinya,” tutur dia dalam acara BRI Microfinance, Kamis (10/2/2022).

Bahkan di saat menghadapi pandemi, justru ada negara yang tidak miliki space fiskal dan moneter karena sudah mengalami krisis seperti Argentina. Ada juga negara yang membuat policy mix justru makin memperburuk situasi. Oleh karena itu pemerintah harus memformulasikan kebijakan secara tepat dan merata untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Baca Juga:Penulis Lirik Lagu Kukira Kau Rumah Alami Kekerasan, Aya Canina: Saya Sudah Lama MemendamPaus Emeritus Benediktus XVI Minta Pengampunan Atas Kasus Pelecehan Anak, tetapi Tidak Mengakui Kesalahannya

“Jadi ekonomi dan sosial sangat tertekan tak hanya karena Covid-19 tapi karena policy mix. Ada yang bisa lakukan countercylical secara cepat, tetapi setiap negara akses ke vaksin berbeda, ini sebabkan kecepatan pemulihan ekonomi tidak sama, ada yang kecepatan sangat tinggi, rebound, dan recover dan ada juga yang masih tertinggal. Ini merupakan konsekuensi kompleksitas policy kita makin tinggi,” ucapnya.

Menurutnya pemulihan ekonomi di awal tahun semakin kuat di berbagai negara yang ditandai meningkatnya sisi permintaan alhasil menimbulkan inflasi tinggi karena sisi suplai terdisrupsi. Di sisi lain ada fakor kekurangan tenaga kerja dan kenaikan harga komoditas.

Ia mencontohkan tingkat inflasi di Amerika Serikat sudah mencapai 7% atau kenaikan tertinggi sejak 40 tahun terakhir. Kenaikan ini kembali memunculkan memori terkait inflasi akhir tahun 1970 yang mencapai 14%.

0 Komentar