Yaman Batalkan Perjanjian Pertahanan dengan Uni Emirat Arab

Keadaan di Mukalla tegang setelah serangan udara koalisi pimpinan Saudi menargetkan pasukan separatis yang did
Keadaan di Mukalla tegang setelah serangan udara koalisi pimpinan Saudi menargetkan pasukan separatis yang didukung UEA, dengan kendaraan militer rusak terlihat di lokasi (Stringer/AFP/Getty Images)
0 Komentar

YAMAN pada Selasa (30/12) membatalkan perjanjian pertahanan dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan meminta UEA segera menarik seluruh pasukannya.

“Seluruh pasukan Emirat harus ditarik mundur dari seluruh wilayah Yaman dalam waktu 24 jam,” kata Ketua Dewan Kepemimpinan Presiden Yaman, Rashad al-Alimi, dalam pidato di televisi.

Keputusan itu diambil pemerintah Yaman menyusul pengiriman senjata oleh UEA kepada pasukan Dewan Transisi Selatan (STC) di wilayah selatan.

Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar

Al-Alimi juga mengumumkan dimulainya keadaan darurat nasional selama 90 hari pada hari yang sama, yang disertai larangan penerbangan udara dan pergerakan darat selama 72 jam di seluruh pelabuhan dan pos perbatasan.

Sebelumnya, Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap kota pelabuhan Mukalla di selatan Yaman pada Selasa (30/12), menyusul tuduhan bahwa pelabuhan tersebut digunakan untuk menerima pengiriman senjata dari Uni Emirat Arab (UEA) yang ditujukan bagi kelompok separatis Dewan Transisi Selatan (Southern Transitional Council/STC).

Dalam pernyataan yang disiarkan oleh Saudi Press Agency, militer Arab Saudi menyebut serangan tersebut menargetkan senjata dan kendaraan tempur yang baru dibongkar dari kapal-kapal yang datang dari Fujairah, kota pelabuhan di pantai timur UEA. Disebutkan bahwa awak kapal telah menonaktifkan perangkat pelacakan sebelum membongkar muatan.

“Mengingat senjata-senjata tersebut merupakan ancaman yang segera dan eskalasi yang membahayakan perdamaian serta stabilitas, Angkatan Udara Koalisi melaksanakan serangan udara terbatas,” demikian pernyataan militer Saudi.

Serangan ini dilakukan pada malam hari untuk memastikan “tidak terjadi kerusakan tambahan terhadap warga sipil.”

Belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa, dan belum jelas apakah militer selain Arab Saudi turut terlibat dalam operasi tersebut.

Untuk pertama kalinya secara terbuka, Arab Saudi secara langsung mengaitkan kemajuan STC di Yaman dengan dukungan UEA. Dalam pernyataan keras, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyebut langkah Abu Dhabi sebagai ancaman serius.

Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional

“Kerajaan mencatat bahwa langkah-langkah yang diambil oleh negara saudara Uni Emirat Arab adalah sangat berbahaya,” demikian pernyataan resmi tersebut.

Serangan ini menandai eskalasi signifikan dalam ketegangan antara Riyadh dan Abu Dhabi, dua sekutu lama yang selama bertahun-tahun tergabung dalam koalisi melawan pemberontak Houthi yang didukung Iran, namun kini berada di sisi berlawanan dalam konflik internal Yaman.

0 Komentar