Sumber di Hamas mengatakan hanya sedikit orang yang mengetahui identitas aslinya sebelum kematiannya.
“Abu Ubaidah” adalah nama samaran yang dia gunakan selama Intifada Kedua (2000-2005) ketika dia pertama kali muncul di depan umum. Nama tersebut mungkin merujuk pada Abu Ubaidah ibn al-Jarrah, seorang sahabat Nabi Muhammad yang dihormati dan seorang komandan militer legendaris.
Penampilan publik pertamanya sebagai juru bicara Brigade Qassam adalah pada 2004. Dia mengadakan konferensi pers pada bulan Oktober itu selama serangan darat Israel di Gaza utara.
Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar
Sejak saat itu, ia menjadi satu-satunya juru bicara militer kelompok tersebut, menyampaikan pidato dan informasi terkini di medan perang melalui platform media resmi Hamas. Perannya diresmikan di kantor media Hamas pada tahun 2004. Penampilan besar pertamanya terjadi pada tahun 2006 ketika ia mengumumkan penangkapan tentara Israel Gilad Shalit.
Pada 2014, ia juga orang pertama yang mengumumkan penangkapan tentara Israel lainnya, Shaul Aron, selama perang Israel di Gaza, dengan mengungkapkan nomor kartu identitasnya dalam rekaman video.
Kadang-kadang, dia berkomentar di luar masa perang. Pada tahun 2022, setelah penangkapan kembali enam tahanan Palestina yang melarikan diri dari penjara Israel, ia berjanji bahwa Hamas akan menjamin pembebasan mereka melalui pertukaran tahanan di masa depan.
Salah satu pidatonya yang paling menonjol adalah pada tanggal 28 Oktober 2024, ketika ia mengkritik para pemimpin Arab karena gagal membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Allah melarang” warga Palestina meminta penguasa Arab untuk campur tangan secara militer di Gaza.
Ungkapan “Allah melarang” kemudian menjadi slogan yang banyak digunakan di negara-negara berbahasa Arab dan di media sosial untuk mengekspresikan keengganan para pemimpin Arab untuk bertindak melawan serangan Israel.
Israel melakukan beberapa upaya untuk membunuhnya selama 20 tahun terakhir, termasuk dua upaya sejak Oktober 2023.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Pada April 2024, AS memberinya sanksi sebagai “kepala perang informasi” Hamas, dan Departemen Keuangan AS menuduhnya memimpin “departemen pengaruh dunia maya Brigade al-Qassam”.
Israel pada Ahad (31/8/2025) mengumumkan pembunuhan Abu Ubaidah dalam sebuah serangan di Kota Gaza pada Sabtu (30/8/2025). Pihak Hamas kala itu tak mengiyakan atau menyangkal kabar tersebut.
