BNPT Ungkap 3 Tahun Terakhir 27 Rencana Serangan Terorisme di Indonesia Digagalkan

Kepala BNPT, Eddy Hartono
Kepala BNPT, Eddy Hartono
0 Komentar

KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen (Purn) Eddy Hartono mengungkapkan bahwa dalam tiga tahun terakhir terdapat 27 rencana serangan terorisme di Indonesia. Seluruh rencana tersebut, kata dia, berhasil dicegah oleh aparat antiterorisme.

“Dari tahun 2023 sampai dengan September 2025 terdapat 27 perencanaan serangan yang berhasil dicegah. Artinya tiga tahun ini aparat intelijen, aparat penegak hukum mampu mencegah terjadinya peristiwa tindak-tindak terhadap terorisme,” ucap Eddy di Jakarta, Selasa (30/12).

Mantan Kepala Densus 88 itu menyebut, selama periode yang sama aparat juga telah menangkap 362 orang yang kemudian diproses hingga tahap persidangan. Para pelaku diketahui terafiliasi dan bekerja sama dengan organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar

“362 orang itu disidangkan selama 3 tahun terakhir. Mayoritas afiliasi atau simpatisan ISIS dan semuanya laki-laki. Kemudian juga ada terdapat 11 kelaku perempuan,” ucap Eddy.

Eddy menjelaskan, dalam menjalankan aktivitas terorisme, para pelaku melakukan berbagai aksi, mulai dari propaganda, penggalangan dana, hingga koordinasi dengan komunitas kelompok teroris.

Ia juga mengungkapkan adanya pergeseran pola aktivitas terorisme ke ruang digital dan media sosial. Menurut Eddy, sejumlah pelaku memanfaatkan platform digital baik untuk menyebarkan paham terorisme maupun menjalin jaringan.

“Ditemukan 137 pelaku aktif menyalahgunakan ruang digital untuk aktivitas terorisme. Kemudian ada 32 pelaku terpapar secara online dan bergabung dengan jaringan,” ujar Eddy.

Selain itu, BNPT juga mencatat temuan pendanaan terorisme dengan nilai signifikan. Dalam 16 kasus, aparat menemukan akumulasi dana lebih dari Rp5 miliar yang dikelola para terduga pelaku terorisme.

0 Komentar