Bocah Berusia 12 Tahun Diduga Bunuh Ibu Kandungnya di Medan Terobsesi Game Online Murder Mystery

Saat konferensi pers kasus anak berumur 12 tahun tega menghabisi nyawa ibu kandungnya, Senin (29/12/2025). (T
Saat konferensi pers kasus anak berumur 12 tahun tega menghabisi nyawa ibu kandungnya, Senin (29/12/2025). (Tangkapan layar)
0 Komentar

ADA beberapa faktor yang melatarbelakangi bocah kelas 6 SD di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut) inisial AI (12) membunuh ibu kandungnya, F (42). Selain itu, AI juga melakukan perbuatan itu terobsesi dari game online dan serial anime detektif conan (DC).

Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan AI terobsesi menggunakan pisau untuk melukai ibunya karena melihat game online Murder Mystery.

“Bagaimana obsesi si korban dalam hal melakukan tindak pidananya? adik (AI) melihat game Murder Mystery pada season kills others menggunakan pisau. Makanya korban pada saat itu menggunakan pisau di dalam melakukan tindak pidananya,” kata Calvijn saat konferensi pers, Senin (29/12/2025).

Selain itu, kata Calvijn, AI juga terobsesi dari serial anime.

Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar

“(AI) menonton serial anime DC pada saat adegan pembunuhan menggunakan pisau,” jelasnya.

Kemudian, hal lain yang memotivasi AI melakukan pembunuhan itu karena melihat ayahnya, kakaknya dan dirinya diancam menggunakan pisau oleh korban. Selain itu, AI juga sering melihat kakaknya dipukuli korban menggunakan tali pinggang dan sapu hingga memar-memar.

Bahkan, AI juga sakit hati karena korban menghapus game online-nya.

“Nah, di sini menjelaskan apa yang menjadi motivasi si adik melakukan tindak pidana tersebut. Pertama, melihat kekerasan yang dilakukan korban terhadap kakak, adik, dan bapaknya yang diancam menggunakan pisau. Ini dilihat oleh si adik. Kemudian, adik melihat kakaknya yang dipukuli oleh korban menggunakan sapu dan tali pinggang. Lalu, si korban sakit hati karena game online-nya dihapus,” pungkasnya.

0 Komentar