Menurut Muhammad Ali, Israel kembali menaruh perhatian pada Tanduk Afrika pascabangkitnya gerakan perlawanan di Jalur Gaza dan Lebanon bagian selatan, dan karena dampak Arab Spring, selain munculnya peran Turki di wilayah tersebut.
Alasan lain yang membuat Israel mengakui Somaliland adalah lokasi strategis entitas ini, karena menghadap ke Teluk Aden dan Selat Bab al-Mandab, yang memungkinkan Tel Aviv untuk memata-matai kelompok Houthi di Yaman.
Menurut keyakinan Israel, mengakui Somaliland akan menjadikan wilayah ini terisolasi dari lingkungan sekitarnya dan hanya akan menjadi daerah kantong Israel. Analis mengidentifikasi tujuan Israel di balik pengakuan Somaliland sebagai upaya mendekatkan diri dengan kelompok Houthi dan mengendalikan navigasi maritim di Laut Merah, serta menghadapi pengaruh Turki di wilayah tersebut.
Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar
Mengenai apa yang diinginkan wilayah Somaliland sebagai imbalan dari Israel, Dr Liqa Makki, peneliti senior di Pusat Studi Aljazirah, mengatakan bahwa hal itu terkait dengan keamanan dan bantuan teknologi dan pertanian.
Menurut penulis dan analis politik spesialis urusan Afrika, Abdul Qadir Mohamed Ali, Somaliland juga ingin mendapatkan perlindungan dari Israel dan agar hubungannya dengan Israel menjadi pintu masuk hubungan dengan Amerika Serikat dan negara lain, yakni memperoleh pengakuan internasional, selain mendapatkan dukungan dari lembaga internasional di bidang pinjaman dan investasi.
Di sisi lain, Makki tidak menutup kemungkinan bahwa keputusan Israel untuk mengakui “Republik Somaliland” ada kaitannya dengan upaya Israel untuk mengusir warga Palestina dari tanahnya, apalagi wilayah tersebut akan menerima uang sebagai imbalannya.
Namun, ia meyakini ada kendala yang mungkin menghalangi tercapainya tujuan tersebut, terkait dengan masyarakat Palestina sendiri, karena mereka menolak untuk mengungsi, sementara Somaliland merupakan entitas yang tidak diakui secara internasional.
Associated Press melaporkan pada bulan Maret lalu bahwa Amerika Serikat dan Israel telah menawarkan kepada pejabat di tiga negara Afrika untuk pemukiman kembali warga Palestina dari Jalur Gaza ke wilayah mereka. Badan tersebut mengutip sumber yang mengatakan bahwa kontak telah dilakukan dengan pejabat dari Sudan, Somalia dan wilayah Somaliland yang memisahkan diri mengenai proposal tersebut.
