Mantan Dubes Libya untuk Rusia: Ada Kemungkinan Sabotase Jadi Penyebab Jatuhnya Pesawat Tewaskan KSAD Libya

Jenderal Mohammed Ali Ahmed al-Haddad. (Foto: KEMENTERIAN PERTAHANAN TURKI/AFP/Getty Images)
Jenderal Mohammed Ali Ahmed al-Haddad. (Foto: KEMENTERIAN PERTAHANAN TURKI/AFP/Getty Images)
0 Komentar

SEORANG mantan diplomat Libya tidak mengesampingkan kemungkinan sabotase sebagai penyebab jatuhnya pesawat yang menewaskan petinggi militer Libya di Ankara, Turki.

Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Libya Mohammed al-Haddad dan rombongannya tewas dalam kecelakaan pesawat sesaat setelah lepas landas pada Selasa malam waktu Ankara. Kejaksaan Agung Turki tengah melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

“Apa yang terjadi bisa saja menguntungkan pihak-pihak yang menentang Ankara, memungkinkan mereka memperkuat posisi di tubuh militer dan melemahkan pengaruh Turki,” kata mantan Duta Besar Libya untuk Rusia, Muhammad Salim Amish.

Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar

“Belum ada informasi yang pasti, tetapi ‘campur tangan eksternal’ terhadap pesawat itu tak bisa dikesampingkan,” kata Amish, seperti dikutip harian Turkiye.

Ia menekankan kondisi teknis pesawat harus diperiksa terlebih dahulu, termasuk siapa pemilik pesawat sewaan itu dan rute penerbangan yang sebelumnya ditempuh.

Menurut Amish, Libya saat ini terbelah menjadi dua wilayah dan Turki tengah mengambil langkah serius untuk menyatukan Libya kembali. “Para penumpang pesawat itu adalah tokoh-tokoh penting dalam proses tersebut,” katanya.

Harian Hurriyet melaporkan kecelakaan pesawat itu berpotensi menimbulkan dampak lebih parah jika terjadi beberapa menit kemudian, ketika pesawat melintas di atas kawasan permukiman di Ankara.

Pada Rabu, Menteri Transportasi dan Infrastruktur Turki Abdulkadir Uraloglu mengatakan bahwa analisis terhadap kotak hitam dan rekaman penerbangan akan dilakukan di negara ketiga.

0 Komentar