Al-Shabaab Tegaskan Lawan Israel atas Keputusan Tel Aviv Akui Somaliland

Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi (kiri) berbicara kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu da
Presiden Somaliland Abdirahman Mohamed Abdullahi (kiri) berbicara kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah foto yang dirilis pada 26 Desember 2025, oleh Kantor Pers Pemerintah Israel; Kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menandatangani deklarasi Israel untuk mengakui Republik Somaliland sebagai negara merdeka, 26 Desember 2025. (Amos Ben Gershom/GPO)
0 Komentar

KELOMPOK militan Al-Shabaab yang berafiliasi dengan Al-Qaeda bersumpah akan melawan setiap upaya Israel untuk “mengklaim atau menggunakan bagian dari Somaliland” menyusul keputusan Tel Aviv mengakui wilayah tersebut sebagai negara berdaulat.

Dalam pernyataan yang dirilis Sabtu (waktu setempat), Al-Shabaab menegaskan penolakannya atas langkah Israel tersebut. “Kami tidak akan menerimanya, dan kami akan melawannya,” demikian bunyi pernyataan kelompok itu menukil AFP.

Juru bicara Al-Shabaab, Ali Dheere, menyebut pengakuan Israel terhadap Somaliland menunjukkan bahwa Tel Aviv telah memutuskan untuk memperluas pengaruhnya ke wilayah Somalia. Langkah itu, menurutnya, bertujuan mendukung “pemerintahan murtad di wilayah barat laut.”

Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar

Israel pada Jumat mengumumkan secara resmi pengakuan terhadap Somaliland, menjadi negara pertama yang melakukan hal tersebut sejak wilayah itu secara sepihak memisahkan diri dari Somalia pada 1991. Keputusan itu segera menuai kecaman luas dari berbagai pihak.

Pemerintah Somalia di Mogadishu mengecam langkah Israel sebagai “serangan yang disengaja” terhadap kedaulatan negara. Kecaman serupa juga disampaikan Mesir, Turki, Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), serta Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di Arab Saudi.

Sejumlah analis regional menilai pendekatan Israel terhadap Somaliland berpotensi memberi Tel Aviv akses strategis yang lebih baik ke Laut Merah, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Selain itu, laporan media beberapa bulan lalu menyebut Somaliland termasuk di antara sejumlah wilayah Afrika yang bersedia menampung warga Palestina yang diusir Israel. Namun, hingga kini baik otoritas Somaliland maupun pemerintah Israel tidak pernah memberikan komentar resmi terkait laporan tersebut.

Dalam pernyataannya, Al-Shabaab juga mengecam sebagian warga Somalia yang merayakan pengakuan tersebut. “Ini adalah penghinaan tingkat tertinggi, melihat sebagian orang Somalia merayakan pengakuan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu,” kata kelompok itu, seraya menyebut Israel sebagai “musuh terbesar masyarakat Islam.”

Somaliland memiliki wilayah sekitar sepertiga luas Prancis dan secara historis merupakan bekas protektorat Inggris. Wilayah ini memiliki mata uang, angkatan bersenjata, dan kepolisian sendiri, serta relatif stabil dibandingkan kawasan sekitarnya.

Namun, sebelum pengakuan Israel, Somaliland belum pernah diakui secara resmi oleh negara mana pun. Kondisi itu membuat wilayah tersebut lama terisolasi secara politik dan ekonomi, meski berada di jalur perdagangan strategis yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Terusan Suez.

0 Komentar