SEDIKITNYA 300 orang, terdiri dari 140 warga Palestina dan 160 peserta internasional, berkumpul di Betlehem, Tepi Barat yang diduduki, bulan lalu untuk meluncurkan dokumen kedua Kairos Palestina berjudul Momen Kebenaran, Iman di Masa Genosida.
Pertemuan ini dipimpin oleh para Patriark dan Kepala Gereja di Palestina serta diselenggarakan oleh Kairos Palestina, gerakan ekumenis Kristen Palestina terbesar yang mengadvokasi kebebasan, keadilan, dan perlawanan tanpa kekerasan.
Dokumen setebal 14 halaman tersebut diperkenalkan oleh Mays Nassar, staf Kairos Palestina. Ia menyatakan bahwa peluncuran Kairos II terjadi pada titik balik moral dan teologis yang menentukan di tengah perang di Gaza dan memburuknya situasi di Tepi Barat.
Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar
“Dengan dimulai perang genosida di Gaza dan memburuknya realitas apartheid dan pembersihan etnis di Tepi Barat, kita mencapai titik balik moral dan teologis yang menentukan,” kata Nassar dikutip Mondoweiss, Jumat (26/12).
“Kita bertanya pada diri sendiri, apa yang harus kita katakan kepada rakyat kita sekarang? Apa firman Kristen dalam menghadapi genosida?” sebutnya.
Genosida, Kolonisasi, dan Pembersihan Etnis
Bagian pertama dokumen tersebut menguraikan kondisi yang dihadapi rakyat Palestina, khususnya di Gaza. Para penulis menyebut perang yang sedang berlangsung telah meninggalkan ratusan ribu martir dan korban luka dan hampir dua juta pengungsi serta kehancuran total sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
“Puluhan ribu anak-anak dibunuh dengan cara yang paling mengerikan,” tulis dokumen itu. Kelaparan, pengungsian berulang, dan penghancuran infrastruktur telah menjadikan kehidupan di Gaza nyaris mustahil.
Kairos II menyebut apa yang terjadi sebagai pengungkapan wajah sebenarnya dari ideologi Zionis yang digambarkan sebagai sistem apartheid terorganisasi yang mengontrol setiap aspek kehidupan Palestina.
Dokumen tersebut juga menegaskan bahwa genosida adalah proses kumulatif dan dosa struktural terhadap Tuhan, terhadap kemanusiaan, dan terhadap ciptaan.
“Kami menganggap Negara Israel, yang didirikan pada tahun 1948, sebagai kelanjutan dari usaha kolonial yang sama yang dibangun di atas rasisme dan ideologi superioritas etnis atau agama,” tulis para penulis.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Dokumen ini juga mengkritik keras negara-negara Barat. “Perang genosida telah mengungkap kemunafikan dunia Barat, nilai-nilai kosongnya dan standar gandanya terhadap rakyat kita,” demikian pernyataan Kairos II.
