ANGKA duka akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban jiwa kini telah mencapai 1.112 orang hingga Selasa (23/12/2025).
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebutkan ada penambahan enam korban meninggal dunia dibandingkan laporan hari sebelumnya. “Data per hari ini menunjukkan 1.112 jiwa meninggal dunia dari tiga provinsi. Sementara itu, 176 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian intensif,” ungkap Abdul Muhari dalam keterangan pers daring, Selasa (23/12/2025)
Tim SAR Gabungan dari dari Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan Aceh kini tengah berpacu dengan waktu dan medan yang sulit melakukan pencarian 176 warga. Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) difokuskan pada titik-titik yang diduga menjadi lokasi tertimbunnya warga atau area yang tersapu arus banjir bandang.
Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui data korban bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, Minggu (21/12/2025) pagi per pukul 08.00 WIB. Berdasarkan data itu, tercatat 1090 orang meninggal dunia dan 186 orang masih hilang. “Update Data Per 21 Desember 2025: meninggal 1090 jiwa, hilang 186 jiwa, terluka 7 ribu jiwa,” tulis BNPB, dikutip inilah.com, Minggu (21/12/2025).
Bencana ini tidak hanya menelan korban jiwa dalam jumlah besar, tetapi juga melumpuhkan infrastruktur di sebagian besar wilayah Sumatera. BNPB mencatat kerusakan infrastruktur pada 1,6 ribu fasilitas umum, 434 rumah ibadah, 219 fasilitas kesehatan, 290 gedung/kantor, 967 fasilitas pendidikan, dan 145 jembatan terdampak. Sementara itu, sebanyak 147,2 ribu rumah mengalami kerusakan.
Terkait perdebatan status “Bencana Nasional” yang belum kunjung ditetapkan, Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menegaskan bahwa pemerintah tidak menunggu label administratif untuk bergerak. Sejak hari pertama (26 November 2025), seluruh kekuatan pusat sudah dikerahkan.
“Masih ada pihak yang meributkan status bencana nasional. Sejak hari pertama, pemerintah pusat sudah melakukan penanganan skala nasional di tiga provinsi ini. Mobilisasi personel TNI, Polri, dan Basarnas dilakukan secara masif,” tegas Teddy.
