SEJUMLAH warga terpaksa mengungsi ke GOR Desa Dawuan Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon. Rumah mereka terendam banjir setelah diguyur hujan, Selasa 23 Desember 2025.
Warga yang mengungsi berasal dari lima perumahan di Desa Dawuan. Yakni Perumahan Nuansa Dawun, Permata Dawuan, Lovina Dawuan, Dawuan Regency, dan Graha Dawuan Permai.
Salah satu warga Perumahan Permata Dawuan, Bayu, mengaku anggota keluarganya sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Akan tetapi, Bayu memilih bertahan di rumahnya meski banjir mencapai ketinggian sekitar 1,2 meter.
Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar
Keputusannya diambil lantaran ada kekhawatiran barang-barang miliknya terbawa banjir. Itu juga dilakukan oleh beberapa tetangganya.
“Air di depan rumah deras sekali, jadi saya memilih bertahan untuk menjaga barang-barang agar tidak hanyut,” ujar Bayu.
Sementara itu, Kuwu Desa Dawuan, Amirudin, mengatakan banjir kali ini terparah dalam beberapa tahun terakhir. Ketinggiannya lebih dari 1 meter.
Kata dia, air mulai masuk ke rumah warga menjelang waktu magrib. “Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi di wilayah Kuningan sejak sore hari, sehingga Sungai Cipager meluap,” kata Amirudin.
Ia menambahkan, petugas gabungan hingga kini masih melakukan evakuasi warga ke GOR Desa Dawuan. Namun, di lokasi pengungsian sempat terjadi kekurangan perlengkapan, terutama selimut. Banyak lansia dan anak-anak yang mengungsi.
“Warga terdampak ada di delapan RW. Tidak semuanya mengungsi ke GOR, sebagian memilih bertahan di rumah sambil menunggu air surut,” katanya
Terkait solusi jangka panjang, Amirudin berharap pemerintah daerah segera merealisasikan penanganan banjir kiriman dari hulu.
Baca Juga:Ketika Manusia Bertanya dan Mengugat, Jokowi Sudah MenjawabnyaUsai Aksi Protes Penggerebekan Imigrasi, Los Angeles Rusuh Donald Trump Kirim Ribuan Garda Nasional
Salah satu usulan yang disampaikan adalah meluruskan aliran Kali Baru yang saat ini berkelok di perbatasan desa.
“Selain itu, di bawah rel kereta api perlu dibuatkan sodetan tambahan.”
“Sekarang baru satu, kalau ditambah satu lagi, debit air bisa cepat keluar dan dampaknya ke warga bisa berkurang atau bahkan hilang.”
“Kami sudah mengusulkan. Memang butuh anggaran besar, tapi kalau itu terealisasi, insyaallah selesai. Saya jamin selesai,” pungkas Amirudin.
