Satgas PKH Periksa 27 Korporasi Terkait Banjir Sumatera dan Tanah Longsor Aceh, Ada Alih Fungsi Lahan

Jaksa Agung ST Burhanuddin.
Jaksa Agung ST Burhanuddin (IST)
0 Komentar

JAKSA Agung Sinitiar Burhanudin mengungkapkan, Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) telah memeriksa 27 korporasi terkait banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar). Tidak hanya korporasi, sejumlah individu juga sudah diperiksa.

“Terkait bencana banjir bandang di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, Satgas PKH telah melakukan identifikasi dengan temuan, yakni sejumlah besar entitas korporasi dan perorangan diindikasi dan berkontribusi terhadap bencana bandang,” kata Burhanudin di Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung), Jakarta Selatan, Rabu (24/12/2025).

Satgas PKH berhasil menyelamatkan potensi kerugian keuangan negara mencapai Rp 6,6 triliun. Tumpukan uang sebanyak itu berisi pecahan Rp 100 ribu dibungkus plastik dipajang di lobi Kejagung. Presiden Prabowo Subianto menghadiri langsung proses penyerahan uang itu yang masuk ke kas negara.

Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar

Burhanuddin selaku wakil ketua I Pengarah Satgas PKH menegaskan, selain pemeriksaan individu dan korporasi, penyelidikan juga dilakukan dengan menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB). Hasilnya, bencana besar di tiga provinsi tidak semata karena faktor cuaca.

“Adapun hasil klarifikasi Satgas PKH dan hasil analisis Pusat Riset Interdisipliner ITB, diperoleh temuan terdapat korelasi kuat bencana banjir besar di Sumatera bukan sekadar fenomena biasa, melainkan terarah kepada alih fungsi lahan yang masif di hulu daerah aliran sungai,” ucap Burhanuddin.

Alih fungsi hutan itu ditambah cuaca esktrem sehingga menciptakan bencana banjir bandang dan tanah longsor. Menurut dia, dua faktor itu yang membuat bencana besar di tiga provinsi dengan korban meninggal lebih 1.000 jiwa.

“Alih fungsi lahan bertemu dengan hujan yang tinggi sehingga dampak hilangnya hutan dan vegetasi di hulu daerah airan sungai yang menyebabkan daya serap tanah berkurang Aliran air permukaan meningkat tajam ekstrem dan banjir bandang akibat banjir meluber ke permukaan,” kata Burhanuddin.

Acara itu juga dihadiri Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, Menhut Raja Juli Antoni, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

0 Komentar