Distribusi logistik ke Aceh terus dioptimalkan melalui jalur udara dan darat. Pemerintah memastikan stok pangan, termasuk beras, tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengungsi dan warga terdampak. Untuk wilayah yang jaringan air bersihnya terganggu, seperti Aceh Tamiang, pemerintah membangun puluhan titik sumur bor dan mengoperasikan truk tangki air.
Di sektor kesehatan, rumah sakit pemerintah di Aceh telah kembali beroperasi. Perbaikan fasilitas yang sempat terdampak banjir terus dilakukan, disertai pengiriman tenaga kesehatan dan alat kesehatan tambahan untuk menjamin layanan tetap berjalan, terutama di wilayah dengan akses darat terbatas.
Untuk mengantisipasi potensi hujan ekstrem lanjutan, BNPB bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus melaksanakan operasi modifikasi cuaca. Di Aceh, empat pesawat dikerahkan sebagai bagian dari armada terbesar yang pernah digunakan dalam satu operasi modifikasi cuaca di Indonesia.
Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar
“Operasi ini akan terus dilakukan selama fase transisi darurat dan pemulihan infrastruktur utama, agar proses penanganan di Aceh tidak kembali terganggu oleh cuaca ekstrem,” tegas Abdul Muhari.
Dengan percepatan pembukaan akses, pembangunan hunian, dan penguatan mitigasi cuaca, pemerintah berharap pemulihan di Aceh dapat berlangsung lebih cepat, aman, dan berkelanjutan, sekaligus memulihkan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat terdampak.
