Sejumlah Kritik dan Saran Dino Patti Djalal kepada Menlu Sugiono

Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal. (x.com/dinopattidjalal)
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal. (x.com/dinopattidjalal)
0 Komentar

Dino menyinggung sikap Sugiono dalam satu tahun terakhir yang belum pernah memberikan pidato kebijakan, baik di dalam maupun di luar negeri. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu, kata dia, juga tidak pernah melakukan wawancara khusus dengan media ihwal substansi politik luar negeri.

Dino juga menyentil komunikasi Sugiono yang cenderung dilakukan melalui media sosial. Sugiono dinilai jarang memberikan penjelasan kepada publik terkait langkah politik luar negeri Indonesia, selain pidato awal tahun yang menjadi tradisi Kementerian Luar Negeri.

Pada perhelatan Conference on Indonesia Foreign Policy misalnya, ribuan pemuda dan mahasiswa Indonesia datang dari berbagi provinsi untuk mendengar pembahasan politik luar negeri. Namun, kata Dino, seluruh surat, telepon, pesan, hingga permohonan pertemuan yang ditujukan kepada Sugiono justru tak memperoleh tanggapan. Ia berharap Sugiono berubah dari menteri yang absen menjadi menteri yang hadir dalam urusan hubungan internasional di dalam negeri.

Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar

Ia mengingatkan ilmu dari Ali Alatas, hingga Bacharuddin Jusuf Habibie yang mengajarkan politik luar negeri di mulai dari rumah. Artinya, segala langkah diplomasi luar negeri akan percuma apabila tidak dijelaskan, dipahami, dan didukung publik di dalam negeri.

“Dalam dunia diplomasi, yang paling unggul adalah mereka yang paling vokal dan persuasif,” kata Dino.

Sugiono diminta lebih banyak berhubungan dengan pemangku kepentingan internasional

Dino menjelaskan, permintaan untuk lebih banyak berhubungan dengan pemangku kepentingan di luar negeri sebetulnya sejalan dengan prinsip pemerintah yang melayani rakyatnya. Menurut Dino, Sugiono tidak komunikatif, tidak responsif, hingga tidak terbuka aksesnya.

Padahal, para pendahulu Sugiono konsisten menganut prinsip never burn your bridges atau jangan memutus hubungan dengan siapa pun. Sebab, kepercayaan, rasa hormat, dan dukungan pemangku kepentingan tidak datang secara otomatis. “Melainkan diperoleh melalui upaya aktif,” ujar Dino.

Sugiono diharapkan bersikap terbuka untuk bekerja sama dengan akar rumput hubungan internasional

Dino mengaku memahami jika tugas seorang menteri adalah membantu Presiden dalam menjalankan program-program pemerintah. Namun, kata dia, membantu Presiden bukan berarti harus mengabaikan rakyat di akar rumput.

0 Komentar