Pertemuan Rahasia Korea Selatan-Rusia Gelar Pembicaraan Tertutup Soal Program Nuklir Korea Utara di Moskow

Tangkapan layar dari video tanpa tanggal menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memeriksa apa yang dikat
Tangkapan layar dari video tanpa tanggal menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memeriksa apa yang dikatakan sebagai hulu ledak nuklir di lokasi yang dirahasiakan. (Foto: KRT melalui Reuters)
0 Komentar

KOREA Selatan (Korsel) dan Rusia baru-baru ini mengadakan pembicaraan tertutup di Moskow mengenai program nuklir Korea Utara (Korut) dan isu-isu keamanan regional mendesak lainnya, kata sumber diplomatik, Minggu (21/12).

Langkah ini diambil Seoul di tengah dinamika global yang kian kompleks, termasuk keterlibatan Pyongyang dalam konflik Ukraina.

Menurut sumber tersebut, pejabat Kementerian Luar Negeri Korsel yang menangani urusan nuklir baru-baru ini bertolak ke Moskow. Pejabat tersebut bertemu dengan Duta Besar Berkuasa Penuh Rusia untuk urusan nuklir Korut, Oleg Burmistrov, beserta sejumlah pejabat terkait lainnya.

Baca Juga:Tokoh Utama Gerakan GenZ yang Gulingkan Sheikh Hasina, Sharif Osman Hadi Jadi Korban Pembunuhan BerencanaPemprov Jawa Barat Renovasi Gerbang Gedung Sate Berbentuk Candi Anggaran Capai Rp3,9 Miliar

Pejabat tersebut meminta Rusia untuk memainkan peran konstruktif dalam memastikan perdamaian di Semenanjung Korea, dengan Seoul berupaya membuka kembali dialog dengan Korut tahun depan dan upaya yang dilakukan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Mengingat hubungan erat antara Moskow dan Pyongyang, Seoul meyakini bahwa Rusia memiliki pengaruh besar untuk mendorong rezim Kim Jong Un kembali ke meja perundingan.

Selain pertemuan antara kedua menteri luar negeri pada September lalu, pertemuan baru-baru ini adalah pertemuan pertama yang melibatkan pejabat nuklir Korut dari Seoul dan Moskow sejak Oktober 2024, ketika hubungan bilateral mereka memburuk karena pengerahan pasukan Korut untuk berperang bersama Rusia di Ukraina.

Korsel juga menggunakan pertemuan baru-baru ini untuk menyuarakan keprihatinannya tentang kerja sama militer antara Moskow dan Pyongyang, yang dipandang Seoul sebagai ancaman keamanan potensial bagi Semenanjung Korea.

Selama pengarahan kebijakan baru-baru ini kepada Presiden Lee Jae Myung, Kementerian Luar Negeri mengatakan akan memantau dengan cermat pembicaraan tentang mengakhiri perang Ukraina dan mencari peran konstruktif bagi Rusia dalam isu-isu yang berkaitan dengan Semenanjung Korea sambil berupaya memulihkan hubungan dengan Moskow.

Kementerian juga mengatakan akan melanjutkan upaya diplomatik untuk menghentikan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara, yang digambarkan sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB.

“Kami akan terus melakukan upaya diplomatik untuk menghentikan kerja sama militer yang melanggar hukum internasional,” kata pernyataan kementerian.

0 Komentar